Kebahagiaan menjadi salah satu poin penting dalam kehidupan di masa pandemi Covid-19 saat ini. Kebahagiaan dibutuhkan untuk meningkatkan imun dalam rangka mempertebal tubuh di tengah wabah virus corona yang sedang melanda.
DARA – Hal ini disadari betul oleh Asep Chaerulloh, seorang pria asal Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.
Ia berinisiatif membangun Taman Bahagia Indonesia di daerahnya. Tujuannya sebagai homeschooling atau sekolah rumah bagi anak-anaknya.
“Ini awalnya hanya semacam homescholling buat anak saya dan akhinya dikembangkan lebih jauh. Ternyata punya potensi yang lebih dikembangkan untuk menjadi tempat destinasi wisata seperti itu,” ujar Asep saat ditemui oleh Tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut, di kediamannya tepatnya di Kampung Samanggen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Selasa (19/1/2021).
Menurut Asep, awal mula taman bahagia berdiri di tahun 2008 silam. Prosesnya dengan cara dicicil, yaitu pertama tahun 2008 peletakan hanya saung kecil (gazebo), kemudian di 2011 mulai ditata jadi ada spot-spot khusus, dan mulai dikonsentrasikan galeri pada tahun 2018.
Pria yang mempunyai tiga orang anak ini menjelaskan alasan lain kenapa ia membangun taman bahagia karena ingin membantu meningkatkan indeks kebahagaian Indonesia.
“Ekonomi kadang kala ada yang bagus. Kedermawanan kita nomer satu di dunia, dan indikator-indikatornya itu bagus-bagus. Tapi ketika dia disatukan itu kenapa indeks kebahagiaan Indonesia itu ada di urutan tahun ini 92. Tahun sebelumnya 94, tahun sebelumnya lagi 88, tahun sebelumnya itu ada diurutan ke 75 jadi jauh gitu. Nah, maka ingin mengangkat tentang kebahagiaan, maka perlu dibuat sebagai tanda saja supaya saya nggak lupa akan misi itu, dibuatlah Taman Indonesia Bahagia ini gitu,” ujarnya.
Asep yang juga tergabung dalam paguyuban Asep Dunia ini menyebutkan, tempat ini sering dipakai untuk aktivitas warga baik untuk anak-anak bermain ataupun yang lainnya.
“Disini kebanyakan sebelumnya ya satu biasanya tempat bermain anak-anak dan tempat sosialisasi warga, warga bisa berkunjung kesini di belakang di sana itu makan bersama kadang kala, anak bermain disitu, tempat belajar juga, kemarin juga ada tempat shooting untuk dia mau ikutan lomba pidato dia main kesini,” katanya.
Selain itu, ujar Asep, kebanyakan mahasiswa-mahasiswa kalau ada pembinaan-pembinaan di kampusnya sering datang ke taman Bahagia ini. Bahkan tak jarang Taman Bahagia juga kerap jadi tempat untuk focus grop discussion (FGD). Mereka kadang sampai 3 hari berada tempat ini.
Namun akibat terpaan Pandemi Covid-19, lanjut Asep, tempat yang dulunya selalu ramai ini kini mulai berkurang dan pengunjung yang datang pun dibatasi dan semakin sedikit. Pihaknya juga tetap menerapkan protokol kesehatan, dimana tidak boleh lebih dari 50 orang.
“Seperti beberapa hari kemarin, dari beberapa organisasi ada pembinaan ini ada pemuda Garut apa gitu 3 hari, itu harus jaga jarak, kami persilahkan boleh pake disini tapi syaratnya izin dulu ke RT, RW, sama Lurah kalau sama aparat sudah di bolehkan ya silahkan,” ucapnya.
Asep yang juga lulusan S-1 Institut Teknologi Tekstil ini menuturkan bahwa ia membangun Taman Bahgia ini dengan uang sendiri yang ia sisihkan.
“Ini istilahnya itu dari gaji kita menerapkan gaya hidup sederhana, sesuai kebutuhan, dermawan, hati-hati dan nabung. Jadi kalau gaji masuk itu saya langsung punya tiga rekening, satu rekening untuk keluarga, satu rekening untuk eksperimen sosial, satu rekening lagi ya untuk pengembangan di sini. Jadi udah otomatis pas gaji masuk itu udah langsung terpecah ke tiga itu,” ujarnya.
Dengan dibangunnya taman ini, Asep juga mengaku ingin mendorong kemandirian bangsa yang bisa diterapkan di Indonesia pada umumnya, dan Garut pada khususnya.
“Saya ingin dorong yang namanya strategic connection kemandirian bangsa, jadi kalau bisa kita itu bangunlah kemandirian itu tidak harus selalu mengandalkan anggaran, anggaran, anggaran, tadi itu human capital, bahwa manusia itu modal, kita bisa bikin sesuatu yang luar biasa, tidak harus selalu kalau ada uang, tapi manusia itu adalah modal, kekuatan kompetensi itu yang bisa gulirkan untuk bikin sesuatu yang luar biasa, dan dengan kekuatan kemandirian itu uang itu bukan segala-galanya.” katanya.
Taman Bahagia terletak di Kampung Samangen, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, merupakan salah satu destinasi wisata menarik di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang belum ada di tempat lain. Taman ini dibangun pada tahun 2008, dengan luas 2.500 meter persegi. Taman dengan tema ceria dan bahagia ini berbicara mengenai pentingnya kebahagian bagi masyarakat yang mengunjunginya.
Dengan nuansa pedesaan yang asri, Taman Bahagia dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat, bahkan dengan mengayuh sepeda hanya 13 km dari Ibu Kota Kabupaten Garut.***
Editor: denkur