Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung selalu siap siaga dalam penanggulangan bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung.
DARA – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara mengatakan pihaknya selalu menjadikan setiap penanganan bencana yang terjadi sebagai skala prioritas sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Bandung dimana bencana yang terjadi biasanya banjir, longsor, angin kencang dan pergerakan tanah.
“Kita selalu menjadikan setiap penanganan bencana itu prioritas karena memang sesuai karakter wilayah, misal kalau untuk banjir kita sudah siapkan tempat penampungan pengungsi di Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang, begitupun dengan persiapan peralatan yang dibutuhkan pada saat penanggulangan kebencanaan tersebut,” jelas Adjo, panggilan akrab Akhmad Djohara di sela kunjungan kerja Bupati Bandung di kantornya, Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Senin (25/1/2021).
Adjo menyebutkan kunjungan kerja Bupati Bandung dikantornya merupakan sebuah momentum untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan BPBD Kabupaten Bandung dalam penanggulangan kebencanaan selama ini.
“Apa yang sudah kita lakukan dan mungkin langkah-langkah kedepan terkait penanganan kebencanaan ini, baik yang berkaitan dengan banjir, longsor, angin kencang, relokasi penduduk terancam retakan tanah dan sebagainya,” kata Adjo.
Ia mengatakan penanganan Pemkab Kabupaten Bandung terhadap kebencanaan sudah cukup tinggi, sehingga wajar apabila diapresiasi oleh kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat, terutama karena setiap tahun Kabupaten Bandung selalu menetapkan status tanggap darurat.
“Ini sangat diapresiasi sekali oleh Pemprov Jabar maupun BNPB, ini mungkin karena pelayanan kebencanaan di Kabupaten Bandung mendapat perhatian yang sangat serius dari Bupati Bandung dan jajaran,” tambahnya.
Disebutkan Adjo, daerah yang paling rawan bencana di Kabupaten Bandung adalah daerah-daerah elevasi rendah dan cekungan yang rawan terhadap gerangan/banjir. Selain itu juga daerah-daerah ketinggian yang rawan banjir bandang dan rawan longsor. Ia pun mengimbau agar masyarakat Kabupaten Bandung bisa lebih waspada terutama yang berada di daerah-daerah tersebut.
BPBD Kabupaten Bandung sendiri, setiap harinya standby 1×24 jam dalam pelayanan penanganan kebencanaan. Sehingga Adjo meminta kepada masyarakat dimana terjadi bencana untuk segera lapor kepada pusdalops BPBD Kabupaten Bandung.
“Kita siapkan petugas piket setiap malam sepuluh orang sehingga apapun yang terjadi kita bisa cepat datang kelokasi kejadian. Dalam waktu kurang lebih satu jam kita bisa sampai.” katanya.
Ia mengatakan sebenarnya jumlah personel yang ada dj BPBD tidak cukup memadai dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Bandung yang memiliki penduduk juga sangat banyak hampir 3,6 juta jiwa, sementara personel yang ada hanya sekitar 80 orang.
“Tapi kita berbesar hati karena memang banyak relawan di lapangan yang cukup berkontribusi dalam membentu kita di setiap kegiatan, disamping itu, kita kan sudah punya beberapa desa tangguh bencana sehingga mereka bisa lebih mandiri dalam penanganan bencana di daerahnya,” ujarnya.***
Editor: denkur