Muhamad Rifaldi bocah berusia 2 tahun warga Kampung Sukamulya RT 02 RW 02, Desa Sukamulya, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut harus bernasib malang. Sejak usia 4 bulan ia divonis menderita bocor jantung, sehingga tak bisa bermain seperti layaknya anak sebayanya.
DARA – Husein (43), ayah Muhamad Rifaldi, mengatakan, awalnya penyakit yang diidap anak keduanya tersebut diketahui setelah diperiksa ke salah satu rumah sakit swasta di kawasan Jalan Sudirman Garut.
Hasil pemeriksaan, Rifaldi diketahui menderita plek paru-paru.
“Kita tahu (bocor jantung) setelah anak saya diketahui memiliki penyakit plek paru-paru. Kemudian kata pihak rumah sakit ada kelainan menderita bocor jantung. Untuk memastikan penyakit tersebut, kami dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung,” ujar Husein, Kamis (4/2/2021).
Diakui Husein, dari lahir hingga memasuki bulan ketiga, ia tidak mengetahui dan melihat ada hal-hal yang aneh pada anak lelakinya itu. Semuanya berjalan normal seperti pada umumnya.
“Dari lahir sampai bulan ketiga tidak ada yang aneh, cuma gejala batuk panas saja. Kan kita orang desa, jadi ya kita anggap itu hal biasa,” ujarnya.
Namun, setelah beberapa kerabat dan tetangga melihat kondisi Rifaldi, ujar Husein, ia pun disarankan agar membawa anaknya itu ke puskesmas untuk diperiksa.
Bersama Teuis Silviani (37) istrinya, Husein pun akhirnya membawa Rifaldi ke RS Anisa Queen, dan setelah diperiksa, pasangan suami istri itu pun sontak merasa kaget setelah mengetahui apa yang terjadi pada anaknya.
“Untuk penyakit bocor jantung ini saja tidak pernah dengar, tapi sekarang menimpa anak saya,” ujarnya lirih.
Menurut Husein, sebelumnya Muhamad Rifaldi sempat beberapa kali dibawa ke RSUD dr. Slamet Garut.
Setelah hampir satu tahun berobat jalan ke RS Hasan Sadikin Bandung, kini bocah berusia 2 tahun itu akan menjalani operasi jantung di RS Harapan Kita (Harkit) di Jakarta.
“Setiap bulan kami harus berobat jalan ke RSHS Bandung, beruntung Pemerintahan Desa Sukamulya memberikan kendaraan pelayanan, jadi kami hanya membayar ongkos bensinnya saja. Belum lagi menebus obat racikan,” katanya.
Husein menyebutkan, Rifaldi baru bisa dioperasi pada bulan September 2021 nanti. Ia pun mengaku belum tahu harus bagaimana, mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan, jangankan untuk biaya operasi anaknya, untuk makan sehari-hari keluarganya saja pas-pasan.
Ia juga mengaku sedih, karena selama ini Rifaldi tidak bisa menikmati waktu bermain layaknya seperti teman sebayanya akibat penyakit yang dideritanya.
“Selama 1,5 tahun anak kami setiap hari harus minum obat racikan. Ia tak bisa bermain seperti layaknya teman sebayanya karena penyakit yang dideritanya,” ucapnya.
Husein pun berharap kepada para dermawan agar bisa membantu kesembuhan anaknya, Rifaldi. Karena dari keterangan dokter persentase kesembuhan sangat besar tapi harus menjalani operasi.
Untuk itu, kepada para donatur yang ingin membantu bisa mengirimkan donasi ke rekening Bank BRI 418201008563535 atas nama Teuis Silviani (ibu kandung Rifaldi) atau konfirmasi ke nomor 0838 9784 8342.***
Editor: denkur