DARA | BANDUNG – Pemerintah akan menjamin pelayanan kaum lanjut usia (Lansia) jika Perdanyasudah terujud. Pemprov Jawa Barat tahun ini tengah mengkaji Perda tersebut.
“Tahun 2019 ini kita kaji (Perda) kalau berhasil nanti di 2020 ada pertolongan-pertolongan, salah satunya kita gratiskan pelayanan-pelayanan kepada Lansia,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, seusai mengukuhkan Dewan Pengarah dan pengurus Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Rabu (23/1/19).
Gubernur mengungkapkan, saat ini usia harapan hidup di Jabar adalah 72 tahun. Sedangkan persentase antara usia Lansia terhadap jumlah penduduk meningkat dari 7 persen menjadi hampir 10 persen.
Mereka masih banyak yang produktif. “Nah saya lagi atur siapa saja yang masih ingin memberikan kebermanfaatan apakah ikut mengawasi pembangunan, turun ke sekolah, dan lainnya karena itu kita harapkan dibuat Perda Lansia seperti di Bali,” ujarnya.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah penduduk Lansia di Jabar tahun 2017 sebesar 4,16 juta jiwa atau 8,67 persen dari total jumlah penduduk. Indeks pembangunan manusia hingg tahun 2017 berada di angka 70,69.
Sementara angka harapan hidup laki-laki 70,58 dan perempuan 74,42. “Ini menjadi indikator bahwa Lansia di Jabar dinilai berumur panjang, hidup sehat dan layak,” katanya.
Menurut dia, salah satu indikasi kota yang liveable adalah Lansia-nya sudah jalan-jalan ke luar karena kota tersebut dinilai aman dan nyaman. Oleh karena itu Pemprov Jabar terus berupaya membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup Lansia, pelayanan, dan membangun fasilitas umum untuk Lansia.
“Saya berharap LLI Jabar bersinergi dengan kami untuk menciptakan Provinsi Jabar yang ramah lanjut usia dan menjadikan Lansia produktif serta bahagia,” ujarnya.
Sementara itu, ketua LLI Jabar yang akan menjabat hingga tahun 2023, Nu’man Abdul Hakim, mengatakan pertambahan penduduk Lansia di Jabar berdasarkan data statistik meningkat setiap tahun. Tahun 2010 berada di angka 8,5 persen, tahun 2011 8,7 persen, tahun 2012 9 persen, tahun 2013 9,3 persen, tahun 2014 9,6 persen, tahun 2015 9,9 persen, dan 2018 sudah di angka 11 persen.
“Itu menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia jauh lebih besar ketimbang angka pertumbuhan,” kata mantan Wakil Gubernur Jabar itu.
Namun, sejalan dengan hal itu berdampak pula terhadap permasalahan kesejahteraan sosial dan kesehatan. Untuk itu, menurut Nu’man, perlu meningkatkan upaya kemajuan dan melakukan kerja sama kemanusiaan.***