DARA | BANDUNG – Produk karya kreatif berbahan baku bambu perlu distandarisasi. Ini semata untuk lebih meningkatkan kualitas produksi dan bernilai ekonomi tinggi.
Karena itu, anggota Komisi V DPRD Jabar Iwan Suryawan memberikan perhatian khusus terhadap standarisasi produk-produk bambu di Jawa Barat.
Menurut Iwan, bambu merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki perspektif nilai ekonomi, konservasi dan budaya. Selain itu bambu juga dikategorikan sebagai bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti kayu.
Namun demikian untuk mengakselerasinya Iwan mengaku masih menunggu, keputusan Pemerintah Pusat tentang revisi undang-undang Pariwisata dan Kebudayaan. Sehingga regulasi dalam pembentukan Raperda yang berkaitan dengan sektor pariwisata dan kebudayaan di Jawa Barat bisa segera terealisasi.
Harus diakui menurut Iwan, Indonesia khususnya Jabar memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri keratif berhan dari bambu. Maka itu pemerintah tengah fokus mengembangkan strategi nasional industri bambu rakyat diantaranya dengan pembangunan 1.000 desa bambu.
“Dinas Pariwisata Jabar sudah membuat grand design untuk pengembangan dan pelestarian produk bambu. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah kita akan mencoba membantu, karena Perda ini sangat dibutuhkan oleh kelembagaan-kelembagaan serta para penggiat seni dan kebudayaan,” ucap Iwan di sela kunker Komisi V di Obyek Wisata Puri Bambu,di Kabupaten Bandung beberapa waktu berselang.
Lebih lanjut Iwan berharap, melalui upaya standarisasi produk bambu tersebut dapat mendorong pelestarian nilai-nilai seni dan kebudayaan Jawa Barat.
***
