Entah pertanda apa, ditengah pandemi covid yang masih mewabah, ibu-ibu malah gandrung menanam bunga. Beragam jenis bunga ditanam di pot di teras rumahnya.
DARA – Umumnya aneka bunga itu dibeli dari pasar bunga, termasuk juga potnya. Harganya tentu tidak sama. Ada bunga yang harganya hanya Rp20 ribu, tapi ada juga yang sampai Rp200 ribu.
“Say tidak tahu tiba-tiba hampir di setiap rumah berjejer bunga di pot. Bagus-bagus lagi bunganya. Bahkan, harganya pun murah-murah,” ujar Ny Iin warga Bandung.
Iin mengaku nanam bunga hanya ikut-ikutan. Orang lain ramai-ramai nanam bunga, ‘ya ikutan saja. “Tapi memang dari dulu saya senang nanam bunga. Hanya saja saat ini begitu ramai pada nanam. Nggak tahu apa sebabnya,” imbuh Iin.
Sejumlah ibu lainnya pun mengaku tiba-tiba saja ingin nanam bunga. Meski pun sudah punya, tapi tak seramai saat ini. Sengaja beli dengan potnya.
Namanya aneh-aneh, dua diantarnya ada yang namanya bunga janda bolong dan bunga lidah mertua. Entah darimana muasal nama itu.
Saking bumingnya nanam bunga, ada yang iseng menebak-nebak, bumingnya bunga saat ini boleh jadi pertanda baik, bahwa ditengah pandemi corona ini manusia diharuskan saling memberi keindahan dan keharuman. Artinya hidup harus harmonis saling bantu menangani musibah saat ini.
Bisa saja, bumingnya menanam bunga sebagai perlambang bahwa masyarakat sudah jenuh dengan wabah yang terus menelan korban jiwa. Mereka ingin hidup tenang, dan bunga adalah juga perlambang ketenangan, selain ada keindahan dan wangi harum di bunga itu.
Dengan bunga, manusia ingin menyampaikan mari kita saling menciptakan kehidupan yang indah, seindah bunga di taman. Mari kita saling memberi keharuman layaknya harum bunga saat malam.
Mari kita berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan lingkungan dan berdampingan dengan corona seraya memohon ampunan dan pertolongan kepada Allah SWT agar wabah ini cepat berakhir.
Bagaimana menurut anda?***
Editor: denkur