Pegawai mal atau pusat perbelanjaan, ritel, dan para pedagang pasar, jadi sasaran program vaksinasi Covid-19. Terlebih, tak lama lagi akan masuk Ramadan yang dipastikan terjadi peningkatan aktivitas.
DARA – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, hingga saat ini sudah melakukan vaksinasi di tiga pusat perbelanjaan atau mal.
Di pasar modern sebanyak 1.453 sasaran. Terdiri dari Paskal 23 (200 orang), Borma Dakota (200), Yogya Kepatihan (300), TSM (300), Pizet Indo Grosir (223), dan BIP (230).
“Kita juga sudah berikan vaksin pedagang pasar tradisional,” katanya, Senin (22/3/2021).
Data terakhir, ada sebanyak 968 orang yang menjadi sasaran vaksin di pasar tradisional. Yakni, Pasar Sederhana (118 orang), Pasar Balubur (250), Pasar Baru (300), Pasar Kosambi (150), dan Pasar Kiaracondong (150).
Elly mengaku terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk bisa mengupayakan kuota tambahan vaksin bagi pegawai mal, ritel, dan pedagang pasar tradisional.
Menurut Elly, vaksinasi di mal, ritel, dan pasar tradisional bukan hanya sebatas upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 semata. Namun selebihnya merupakan langkah guna memulihkan kembali pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung.
“Vaksin ini juga untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang akan berbelanja. Apalagi nanti saat Ramadan bisa menjadi momentum untuk pemulihan ekonomi di Kota Bandung. Alhamdulillah karena termasuk pelayanan bagi publik jadi bisa mendapatkan vaksin,” jelasnya.
Elly mengemukakan, momentum Ramadan kali ini menjadi tahun pertama bagi mal atau pusat perbelanjaan beroperasi. Karena di tahun sebelumnya mal baru boleh buka setelah Idulfitri.
Saat itu, mal hanya diperbolehkan beroperasi untuk membuka toko ritel penyedia bahan makanan dan toko obat-obatan. Sementara gerai perbelanjaan lainnya masih belum diperkenankan dibuka.
“Oleh karena itu, kami mengharapkan melalui APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia) dan Aprindo (Asosiasi Penguasa Ritel Indonesia) untuk meningkatkan protokol kesehatan 5M. Karena nanti, aktivitas masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.
Elly meminta para pengelola tetap disiplin terhadap protokol kesehatan. Sebab, Disdagin selalu menurunkan petugas untuk mengawasi kedisiplinan mal ataupun ritel dalam menjalankan protokol kesehatan.
“Ada petugas dari kita yang turun ke lapangan untuk mengawasi apakah itu kaapsitas, jam oeprasional dan protokol kesehatan jangan sampai ada pelanggaran, nanti juga apalagi saat ramadan,” jelasnya.
Perihal permohonan bantuan tambahan vaksin untuk pegawai mal, ritel, dan pedagang pasar tradisional, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Rosdiani menyatakan, bakal berupaya memenuhinya.
Pasalnya, lanjut Rosye, pemberian vaksin harus disesuaikam dengan ketersediaan stok. Disamping itu masih terdapat banyak elemen masyarakat yang masih perlu diberikan vaksin.
“Secara bertahap semuanya akan divaksin menysuaikan dengan ketersediaan vaksin,” kata Rosye.
Perlu diketahui, hingga 17 Maret 2021, jumlah penerima vaksinasi tahap 1 untuk tenaga kesehatan untuk dosis 1 yaitu 24.709 orang (100 persen). Sedangkan untuk dosis 2 sebanyak 23.164 orang atau sekitar 94 persen.
Sedangkan sasaran tahap 2 dalam Sistem KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) yaitu 450.082 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 305.666 lansia dan 144.416 pelayan publik.
Hingga 17 Maret lalu, cakupan tahap 2 untuk lansia sebanyak 19.753 orang (16,6 persen) dan pelayan publik sebanyak 17.074 orang (11,82 persen). Sisa 413.255 orang harus selesai pada Juni minggu kedua.
Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Bandung menyediakan 184 pos vaksinasi. Pos tersebut terdiri dari 34 rumah sakit dan 150 puskesmas dan klinik.
Setiap rumah sakit menerima 100 orang sasaran per hari. Sedangkan puskesmas dan klinik menerima 50 sasaran per hari.
Sebagai persiapan untuk menggelar pembelajaran tatap muka, Pemkot Bandung juga bakal memvaksin para guru. Data guru ASN dan Non ASN berasal dari Dinas Pendidikan dan Kementeria Agama terdapat 20.000 orang guru.
Data terakhir menyebutkan, telah ada 1.300 orang (Disdik) dan 600 orang (Kemenag) yang divaksin.***
Editor: denkur