Sebuah monumen berdiri tegak di pusat keramaian Kota Tasikmalaya. Ada patung sosok lelaki membawa bendera petaka dan seekor harimau Lodaya disampingnya. Jadi saksi bisu bahwa disitulah cikap bakal lahirnya “Tentara Siliwangi”.
DARA – Tidak semua masyarakat tahu bahwa monumen tersebut merupakan tonggak sejarah, dimana Kota Tasikmalaya adalah markas komando pertama pasukan kebanggaan rakyat Jawa Barat yang lekat dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan saat negara kesatuan republik Indonesia baru merdeka.
Markas Divisi Siliwangi bertempat di Jalan Otto Iskandar Dinata depan Alun-alun Kota Tasikmalaya dengan komandan pertamanya adalah Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution yang ketika itu masih berpangkat Kolonel.
Bangunan yang dulu jadi Markas Tentara Siliwangi sekarang telah berganti wajah menjadi Kantor Cabang Bank Mandiri.
Nana Rusmana seorang Purnawirawan TNI terakhir berpangkat Sersan Dua (Serda) Warga Kecamatan Tawang ketika berbincang dengan dara.co.id, Rabu (31/3/2021), membenarkan bahwa sesungguhnya tentara Siliwangi terlahir di Kota Tasikmalaya selepas tiga divisi di bawah Komandemen I Tentara Keamanan Rakyat dilebur.
“Sejarah tentara Siliwangi di sini (Tasikmalaya), lahirnya di sini, masyarakat maupun generasi muda saat ini banyak yang tidak mengetahui, coba saja tanya ke TNI aktif pasti ada juga yang tidak mengetahui dimana lahirnya Siliwangi,” ujar Nana.
Karena sekarang Markas Kodam III Siliwangi ada di Bandung, lanjut Nana, banyak masyarakat berasumsi bahwa lahirnya Tentara Siliwangi di Kota Bandung.
“Jangankan masyarakat, TNI aktif pun banyak yang tidak tahu dimana dilahirkannya tentara Siliwangi dan markas pertamanya dimana. Maka dengan itu pendidikan sejarah harus disampaikan kepada generasi penerus bangsa,” tuturnya.
Nana mengaku sedih ketika banyak generasi muda lebih mengenal sejarah aktor laga Bruce Lee ketimbang sejarah perjuangan para pendahulunya tentang tumpah darah juga nyawa sebagai gantinya untuk sebuah kemerdekaan.
“Mungkin kita semua, tidak hanya Guru di Sekolah untuk lebih memberikan pengetahuan tentang sejarah-sejarah patrotisme dimana di wilayahnya pernah melahirnya sejarah yang harus juga untuk dikenang sebagai penghormatan terhadap para pejuang pendahulu,” jelasnya.
Kalau tidak ada perjuangan dan pengorbanan para pejuang dahulu, ia melanjutkan, tidak akan mungkin kemerdekaan akan diraih, maka sebagai generasi penerus bangsa, Nana mengajak masyarakat khususnya kaum muda untuk selalu menghormati dan menghargai Jasa-jasa para Pahlawan.
“Kenalkan sejarah kepada generasi penerus bangsa, ini semua tugas kita, kepada rekan-rekan TNI yang masih aktif sampaikan Sejarah tentang TNI khususnya Siliwangi kepada masyarakat luas atau bekerja sama dengan Pendidik untuk lebih bisa masuk ke siswa,” harap Nana dengan mata yang berkaca-kaca.
Siliwangi adalah Rakyat Jawa Barat, Jawa Barat adalah Siliwangi, maka dari itu, kata Nana, sejarah Siliwangi harus benar-benar diketahui masyarakat Jabar.
“Jejak langkahmu terpatri Dalam sanubari, Bela rakyat dan pertiwi Prajurit sejati. Cadu mundur pantang mulang
Bila tak gemilang, Esa hilang dua terbilang Tekad semangat juang. Siliwangi Kami berjanji Sapta marga jiwaku Rakyat jadi saksi, Semoga abadi, dibait akhirnya jelas Rakyat jadi saksi Semoga abadi,” ujar Nana menuturkan Hymne Siliwangi.
Untuk itu, rakyat harus terus bersaksi, dan rakyat pun harus mengetahui tentang sejarah lahirnya Siliwangi.
“Saya hanya mengajak kepada seluruh anak bangsa, teruslah kobarkan semangat perjuangan terhadap generasi muda dan berikan vitamin tentang sejarah para pejuang kemerdekaan, tanamkan jiwa patriotisme kepada kaum muda,” pungkas Nana.***
Editor: denkur