Tersangka pembunuh ayah kandung yakni AS (21) menjalani observasi kejiwaan di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Bandung, Jawa Barat.
DARA – Kapolsek Cugenang, Kompol Woro Wuryani, melalui Panit 1 Reskrim, Ipda Fery Haryanto mengatakan, observasi yang dijalani tersangka merupakan syarat kelengkapan dalam proses penyidikan terkait kasus pembunuhan yang dilakukan tersangka terhadap ayah kandungnya.
Fery menyebutkan, tersangka AS akan menjalani observasi selama dua pekan di rumah sakit milik Polda Jawa Barat itu.
“Sebelumnya telah kami lakukan pemeriksaan awal oleh psikiater di RSUD Cimacan, dan direkomendasikan agar menjalani observasi lanjutan,” kata Fery, kepada wartawan, Rabu (14/4/2021).
Fery menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan psikiater di RSUD Cimacan, Cipanas. Tersangka AS, memang memiliki gejala gangguan kejiwaan.
“Tak hanya tersangka yang kami lakukan pemeriksaan kejiwaan, ibu kandung dari tersangka juga kami lakukan pemeriksaan dan hasilnya memang memiliki gejala dan harus dilakukan observasi lanjutan,” jelasnya.
Fery menuturkan tersangka AS telah menjalani observasi lanjutan kejiwaan di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Bandung sejak Senin (12/4/2021).
“Disana (RS Bhanyangkara) tersangka dijaga oleh personel dari polsek yang bertugas secara bergiliran. Jika memang tersangka terbukti mengalami gangguan jiwa, tentu kasusnya akan batal demi hukum,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang anak di Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tega membacok ayah kandungnya hingga tewas, Kamis (1/4/2021).
Diketahui aksi pembunuhan yang dilakukan pelaku berinisial AS (21) terhadap ayah kandungnya Rudi (50) terjadi di rumahnya di Kampung Sayangkaak RT 2/5, Desa Nyalindung, Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur.
Kapolsek Cugenang Kompol Woro L Wuryani, mengaku menerima laporan dan langsung datang ke lokasi kejadian. Saat ini pelaku telah diamankan di Maposlek Cugenang.
“Saat ini sedang ditangani dan masih dilakukan penyelidikan,” kata Woro, kepada wartawan, Kamis.
Woro menyebutkan, korban merupakan ayah kandung dari pelaku. Diduga pelaku melakukan perbuatan keji tersebut karena stres alias orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
“Ya, kemungkinan itu dibacok. Pasalnya, terlihat saat dicek leher korban nyaris putus,” ujarnya.***
Editor: denkur