Tak tampak pemandangan berarti di Stasiun Bandung jelang pelarangan mudik, 6-17 Mei 2021. Antrian hanya terlihat di tempat pemeriksaan GeNose C19, namun itu masih dalam batas wajar.
DARA – Pelaksana Harian Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 2 Bandung M Reza Fahlepi menyatakan, hingga kini belum ada peningkatan penumpang yang gunakan moda transportasi kereta api.
“Jumlahnya masih normal. Kalau hari biasa sekitar 1.300-1.600 penumpang, sementara kalau weekend (akhir pekan) antara 2.000-2.100 penumpang,” ujar Reza, di Stasiun Bandung, Senin (3/5/2021).
Menyoal larangan mudik, Reza menyatakan, pihaknya tidak menjual tiket untuk perjalanan kereta api jarak jauh di rentang waktu yang telah ditentukan pemerintah. Namun, dirinya tak menampik untuk perjalanan lokal Bandung Raya masih akan tetap beroperasi.
“Untuk perjalanan aglomerasi Bandung Raya masih berlaku, utamanya Cicalengka dan Padalarang,” ujarnya.
Tiket moda transportasi yang kerap dijuluki ular besi bisa dibeli sejak jauh hari. Namun, adanya larangan mudik apakah berdampak terhadap penumpang?
Reza mengatakan, masyarakat yang telah membeli tiket sejak jauh hari tak perlu khawatir. Selama mereka mengikuti persyaratan yang ditentukan, calon penumpang akan tetap berangkat.
“Tapi untuk tanggal di larangan mudik, sudah kami tutup, kecuali ada pemberitahuan yang baru lagi,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, tak tampak antrean atau kerumunan penumpang di stasiun tersebut.
Meski di tempat pemeriksaan GeNose C19 cukup ramai, protokol kesehatan tetap terjaga dengan adanya petugas yang mengawasi.
“Satu hari mungkin ada 100-300 penumpang yang lakukan tes GeNose, dan ini masih normal,” ujar Reza.
Pemandangan berbeda terlihat di tempat pemeriksaan tes cepat antigen. Tidak tampak antrean atau orang yang menunggu giliran untuk diperiksa. Tarif yang lebih mahal dibandingkan GeNose membuat masyarakat mengalihkan pilihan mereka.
“Ada penurunan. Sekarang paling banyak yang tes antigen sekitar 20 orang perharinya,” ujarnya.***
Editor: denkur