“Kebetulan kita tersedia 24 kelas, jadi dengan jumlah siswa 28 orang, bisa memenuhi syarat maksimal perkelasnya hanya 14 orang.
DARA| GARUT– Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa jenjang sekolah yang ada di Kabupaten Garut kembali dilaksanakan pada Senin, (24/5/2021), setelah beberapa waktu lalu libur dalam rangka memperingati Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriyah atau Tahun 2021.
Salah satunya PTM digelar di SDIT Persis Tarogong, Jalan Terusan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, di mana pihak sekolah dalam pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya yakni dengan membatasi siswa yang ada dikelas.
“Kebetulan kita tersedia 24 kelas, jadi dengan jumlah siswa 28 orang, bisa memenuhi syarat maksimal perkelasnya hanya 14 orang, jadi kita di tiap kelas maksimal 14 orang siswa,” ujar staf Kesiswaan SDIT Persis Tarogong, Erna Sulastri, Selasa (24/5/2021).
Selain itu, lanjut Erna, pihaknya juga menyiapkan beberapa fasilitas pendukung seperti menyiapkan tempat mencuci tangan, sampai memasang poster protokol kesehatan di kelas-kelas.
“Di setiap kelas kita sudah memasang (poster) tentang Covid-19, tentang protokol kesehatan, juga kita menyediakan alat cuci tangan, kebetulan tiap kelas kita punya wastafel alat cuci tangan, sabun, dan tisunya sudah ada, lalu di dalam (kelas) di meja guru kita siapkan tisu dan handsanitizer,” ucapnya.
Erna mengatakan, protokol kesehatan ketat diterapkan agar virus corona yang saat ini masih berkeliaran tidak menjangkiti siswa yang melaksanakan PTM di SDIT Persis Tarogong.
“Itu pakem yang kita laksanakan, sehingga insya Allah mudah-mudahan dengan anak jaga jarak, kursinya tidak terlalu dekat, lalu jumlahnya tidak terlalu banyak, dan sediakan alat prokes itu kita bisa menghindari virus Covid-19 menjangkiti siswa,” kata Erna.
Staf kurikulum SDIT Persis Tarogong, Iyus Susanto, menambahkan, meskipun saat ini sedang melakukan pelaksanaan PTM, tapi ada beberapa orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya untuk ikut melakukan PTM ini. Ia menyebutkan, dari sebanyak 486 siswa dari kelas 1 sampai kelas 5, hanya 14 orang yang masih belum bersedia melaksanakan PTM.
“Tapi itu juga tidak apa-apa karena tidak ada paksaan, jadi arahan dari dinas juga memang tidak boleh ada pemaksaan, kita hanya menyodorkan program (tatap muka) sekolah, kalau bersedia silakan, kalau tidak juga nggak apa-apa,” katanya.
Sementara itu di tempat lain, SMPN 2 Garut juga sudah melaksanaan pembelajaran secara tatap muka. Sama halnya dengan SDIT Persis Tarogong, SMPN 2 Garut pun dalam pelaksanaan PTM ini tidak memaksakan orang tua untuk mengikuti PTM ini.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum SMPN 2 Garut, Dede Sudjadi, menyebutkan, dalam pelaksanaan PTM di SMPN 2 Garut ini hanya diikuti oleh dua kelas saja, yakni kelas 7 dan kelas 8.
Menurut Dede, pihaknya memantau dengan ketat jalannya pembelajaran, kemudian sudah dipersiapkan di setiap pintu kelas ada tempat cuci tangan dan sabun serta tisu. Selain itu, anak-anak juga dianjurkan pakai masker tanpa dibuka tanpa kecuali.
Dan yang terpenting, tambah Dede, bahwa seandainya orang tua berkeberatan maka sangat diperbolehkan untuk tidak mengikuti pembelajaran di sekolah dengan catatan mereka memberi kabar ke sekolah melalui wali kelasnya.
“Kami sudah jadwalkan bahwa yang masuk itu untuk minggu ini adalah absen awal dari absen pertama sampai absen nomer 16, untuk kelas 7 dan 8 karena kelas 9 udah habis masa pembelajarannya, jadi yang belajar itu hanya kelas 7 dan kelas 8,” jelasnya.
Terkait tanggapan dari orang tua maupun siswa, menurut Dede, secara umum mereka menghendaki untuk diberlakukan pembelajaran secara tatap muka ini, karena siswa pada khsusnya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan secara daring ini. Maka dari itu, pihaknya menetapkan bahwa pembelajaran tatap muka itu difokuskan kepada penjelasan materi.
“Saya menetapkan bahwa sekolah ini, ini untuk pembelajaran tatap muka itu bukan untuk penugasan, tapi untuk penjelasan materi ataupun bercerita, bertatap muka, dialog dengan siswa itu dan tidak membebankan,” ujarnya.
Sehingga, diungkapkan Dede, saat ini pihaknya masih mengkolaborasikan sistem pendidikan di SMPN 2 Garut antara pembelajaran daring melalui PJJ dengan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Salah seorang siswa kelas 7 SMPN 2 Garut, Fariz Gavin, mengaku senang mengikuti pembelajaran secara tatap muka, karena pas tatap muka sedikit lebih dimengerti pelajarannya. Ia juga menyebutkan bahwa baru bertemu teman sekelasnya pada saat PTM bulan puasa lalu.
“Senang mengikuti pembelajaran tatap muka, karena lebih dimengerti pelajarannya.Saya juga belum bertemu teman-teman, tapi sebelumnya udah pernah bertemu pas PTM di bulan puasa,” katanya.
Editor : Maji