Gerhana Bulan Total (GBT) peristiwa terhalanginya sinar matahari oleh bumi yang menyebabkan tidak semua cahaya sampai ke bulan. GMT terjadi ketika posisi matahari, bumi dan bulan dalam posisi sejajar.
DARA – Pada Peristiwa ini bulan akan berwarna merah (Blood Moon). Merupakan peristiwa langka dan baru akan terjadi kembali tahun 2033.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar umat muslim melaksanakan salat sunat gerhana bulan berjamaah. Seperti yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Muniriyyah Dusun Rancabogo Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden, Subang, kemarin petang, Rabu 26 Mei 2021 sekitar pukul 18:30 WIB atau badal Magrib.
Shalat berjamaah gerhana diawali salat magrib berjamaah bersama santri dan warga sekitar. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muniriyyah, KH Munirudin sebelumnya menyampaikan tata cara pelaksanaan salat sunat gerhana bulan.
Lalu, mengupas sejarah asal mula diadakannya salat gerhana bulan sesuai anjuran yang juga dilakukan Rasulallah saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Terkait kepercayaan masyarakat bahwa ibu hamil harus sembunyi saat terjadi gerhana bulan itu berawal dari saat putra Nabi Muhamad SAW wafat dan langsung terjadi gerhana bulan. Kemudian diklaim masyarakat di jaman itu bahwa meninggalnya putra Nabi Muhamad SAW ini karena datangnya gerhana bulan.
Padalah, saat itu pun Nabi Muhamad SAW langsung menjawab bahwa kematian putranya ini tidak ada hubungan dengan datangnya gerhana bulan. Namun, entah kenapa itu menjadi kepercayaan masyarakat hingga saat ini.
Setelah itu baru dilaksanakan salat gerhana bulan berjamaah.
Usai salat gerhana bulan dalam khutbahnya Ustad Deden, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Al-Muniriyyah yang juga sebagai anak sulung dari Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muniriyyah, menyampaikan, hidup seseorang itu tidak ada hubungannya dengan gerhana bulan, dan matinya seseorang juga tidak ada hubungannya dengan terjadinya gerhana bulan.
Adanya gerhana bulan merupakan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT. “Kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca istigfar saat gerhana terjadi dan melakukan banyak sedekah sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT.”
Dilanjutkan dengan membaca Ratibul-Athos secara bersama-sama lalu salat isa berjamaah dan kegiatan rentetan salat gerhana bulan pun berakhir.***
Editor: denkur