DARA | KARAWANG – Penderita obesitas, Sunarti (39) telah menjalani rangkaian pemeriksaan oleh ahli gizi. Hasilnya, ia memiliki pola makan yang tidak seimbang, asupan makanannya lebih dari 2.000 hingga 2.200 kalori per hari.
Obesitas yang dialami Sunarti akibat terlalu banyak makan mie, nasi, daging, dan bakso, juga cemilan lainnya, seperti roti, otak-otak, dan pempek. “Obesitas itu disebabkan antara kebutuhan dan asupan gizi yang tidak seimbang. Lebih banyak asupannya dari pada kebutuhan. Hasil pemeriksaan juga diketahui, Sunarti kurang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan,” kata Kepala Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Saidah, Saidah, Jumat (31/1).
Dalam satu hari, lanjut dia, Sunarti dapat menyantap banyak makanan. Selain menyantap terlalu banyak makanan, Sunarti mengaku jarang beraktivitas. Biasanya setelah makan langsung tidur.
“Bersamaan dengan pola makan tidak terkontrol dalam waktu yang lama, hal ini menjadi penyebab kegemukan. Dua tahun lamanya pola makannya tidak seimbang,” ujar Saidah.
Sunarti yang kini berbobor 148 kilogram itu kini disarankan untuk diet. Hanya saja, hal ini menunggu pemeriksaan lanjutan dari dokter spesialis, terutama menyangkut jantung.
Pihaknya, meminta keluarga turut mengawasi pola makan Sunarti. Asupan gizi harus dipastikan seimbang.
“Ngemil bukan tidak boleh. Tapi diganti dengan buah. Jika tidak ingin obesitas ini berkelanjutan, maka harus diet. Jaga pola makan. Pola diet seperti apa yang dapat dilakukan, nanti setelah pemeriksaan dari dokter spesialis jantung,” katanya.
Berat badan Narti, sapaan akrabnya, kian bertambah sejak dua tahun terakhir. Padahal sebelumnya berat badannya 75 kilogram.
Narti mengakui, sejak enam bulan terakhir jarang melakukan aktivitas dan kerap mengurung diri di dalam rumah. “Di kasur, jarang ke luar (rumah), kalau ada penjual bakso dan mie, beli,” ujar dia.
Narti mengaku makan nasi dua kali sehari. Hanya, ia kerap “ngemil” mie dan bakso.
Kebiasannya itu juga ia ungkapkan kepada dokter RSUD Kabupaten Karawang. “Suka ngemil mie dan bakso. Memang hobinya makan,” kata Narti.
Dalam enam bulan terakhir, perempuan 39 tahun itu tidak bisa berjalan. Ia hanya tergolek seorang diri di rumahnya di Perum Terangsari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Pasalnya, suami Narti bekerja di luar kota dan pulang hanya dalam waktu tertentu.***
Wartawan: Teguh Purwahandaka