Kerja Kolektif di OKI, Kelola Lahan Gambut Berkelanjutan

Jumat, 11 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Pengelolaan lahan gambut berkelanjutan menjadi fokus konservasi lingkungan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.


DARA – Tahun ini Pemkab OKI jajaki kerjasama dengan Lembaga Kemitraan Partnership, Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Eco Fashion Indonesia untuk mengelola lahan gambut di OKI menjadi lahan kehidupan.

Untuk mendapat dukungan dari negara multi donor, Pemkab OKI menggandeng kemitraan partnership selaku lembaga perwalian dari negara donor seperti Norwegia, Denmark, Selandia Baru serta Kanada dibawah koordinasi United Nations Development Programme (UNDP) serta United Nations Office for Project Services (UNOPS).

“Kami adalah badan hukum independen, yang terdaftar sebagai asosiasi hukum sipil non-profit sebagai mitra UNDP di Indonesia,” ujar Amir Faisal perwakilan Kemitraan pada rakor rencana Kerjasama Pemkab OKI dengan Pemkab OKI dalam pengelolaan gambut berkelanjutan, Kamis kemarin (10/6/2021).

Sebelumnya, ujar Amir, kemitraan telah bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut melaksanakan program Desa Peduli Gambut di 3 kabupaten penanganan karhutlah; Pulau Pisang, Pelalawan dan Ogan Komering Ilir.

“Program DPG merupakan upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang lebih besar melalui penguatan kelembagaan, kebijakan dan ekonomi. Tujuan utama pendekatan ini untuk pencegahan karhutla,” ujarnya.

Selama tiga tahun pelaksanaan program DPG, kemitraan melibatkan Pemerintah Kabupaten, kelompok masyarakat, pihak swasta, TNI dan kepolisian.

Khusus tahun 2021, Pemkab OKI mengembangkan program Pencegahan dan Penanganan Karhutla melalui “Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM)”.

“Program ini merupakan kelanjutan dari kerja lembaga Kishugu yang didukung oleh UNEP (United Nations Environment Programme) dan beberapa kementerian dan badan, serta melibatkan peran aktif para pihak di tiga lokasi tersebut sebagai model penanganan karhutla dengan pendekatan klister,” ujarnya.

Upaya menata kembali strategi pencegahan dan penanganan karhutla mendapat dukungan Pemkab OKI. Melalui asisten bidang pemerintahan dan kesra, Setda OKI, H Antonius Leonardo, M Si mengungkapkan pentingnya kerja kolektif penanggulangan karhutlah.

“Pencegahan dan penanganan karhutla di kawasan gambut Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu kolaborasi dari berbagai pihak, tidak bisa hanya fokus pada satu pihak saja. Mari kita wujudkan sinergisme terpadu dalam penanganan karhutla,” ujar Anton.

Kontribusi masing-masing pihak menurutnya akan menyesuaikan dengan program di organisasi perangkat daerah terkait maupun pihak swasta. Dalam penelusuran dan pengumpulan data program beserta anggaran, peran masing-masing pihak jelas tergambar.

Pembagian skema kerja itu terangnya antara lain melalui penguatan kelembagaan petani dalam pembukaan lahan pertanian tanpa bakar, pembentukan Kelompok Tani Pemadam Api (KTPA) dan lain-lain; penguatan kelembagaan Pemerintah Desa dan Kebijakan Desa. Seperti fasilitasi dan sosialiasi pemahaman anggaran desa yang akan mencantumkan pencegahan dan penanganan bencana.

Termasuk Karhutla serta Peraturan Desa yang memperkuat dalam pemakaian anggaran tersebut.

“Pihak lainnya, dinas lingkungan hidup (DLH) akan fokus pada sosialiasi pada kelompok masyarakat, seperti melalui selebaran atau sosialisasi tingkat desa/kelurahan tentang bahaya karhutla dan pencegahannya,” katanya.

Sementara KPHP (Kesatuan Pengelola Hutan Produksi) di wilayah OKI mempunyai program penguatan kelembagaan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pelaksanaan patrol.

Mereka akan melibatkan satuan tugas TNI, Kepolisian, Manggala Agni dan lainnya dalam bentuk Patroli Terpadu sedangkan BPBD sendiri memiliki berbagai program pencegahan.

Program tersebut antara lain sosialiasasi, penyusunan dokumen risiko rawan karhutla dan tindakannya serta pendidikan dini terkait pencegahan dan penanganan Karhutla. Melalui program ini Anton percaya kolaborasi yang optimal.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang
Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari
Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Koarmada RI Gelar Bakti Sosial dan Kesehatan di Muara Angke
Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:55 WIB

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025

Jumat, 28 Februari 2025 - 18:43 WIB

Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:21 WIB

Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:12 WIB

Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Pemkab Sukabumi Sambut Ramadan 1446 H

Jumat, 28 Feb 2025 - 20:01 WIB

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H

Jumat, 28 Feb 2025 - 16:38 WIB

Ilustrasi (Foto: NU Online)

HIKMAH

Doa Mengawali Bulan Ramadhan

Jumat, 28 Feb 2025 - 16:32 WIB