Ditengah intensifnya langkah pemerintah memutus rantai penyebaran Covid-19, Kabupaten Garut harus kehilangan beberapa pahlawan kesehatan baik dokter, bidan, maupun perawat yang gugur ketika bertugas.
DARA – Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, mengatakan, total tenaga kesehatan yang meninggal berjumlah 11 orang, terdiri dari dua dokter, tiga perawat, dua bidan, dan empat tenaga kesehatan lainnya.
Menurut Helmi, pengorbanan tenaga medis selama masa pandemi sangat besar, mereka berada di garis terdepan memberi pelayanan kepada pasien. Bahkan, tidak sedikit diantaranya justru menjadi korban yang terpapar Covid-19.
“Perawat kita sangat terbatas, mohon doanya untuk masyarakat Kabupaten Garut agar para tenaga medis selalu diberi kesehatan,” ujarnya, Senin (21/6/2021).
Helmi menyebutkan, pihaknya akan melakukan segala upaya untuk melindungi kerja petugas medis di semua fasilitas kesehatan. Terutama di fasilitas kesehatan yang menerima dan melayani pasien terpapar Covid-19.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pemerintah dalam menangani Covid-19 dengan melaksanakan vaksinasi. Menurutnya, semua harus berperan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Selain itu, Helmi juga meminta masyarakat untuk tetap waspada dalam jangka waktu 2-4 minggu ke depan dan tetap mendengarkan anjuran dari pemerintah.
“Ini bagian dari upaya kita untuk menekan laju paparan Covid-19 dan tentu saja ini bagian dari tugas kemanusiaan kita. Tetap waspada 2-4 minggu ke depan untuk tidak panik akan tetapi tetap waspada dengan selalu mendengar anjuran pemerintah,” ujarnya.
Helmi juga meminta jajarannya untuk mengajak semua kalangan masyarakat ormas (organisasi masyarakat), tokoh agama, serta unsur lainnya dalam sosialisasi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan.
“Tidak ada krisis/pandemi yang tidak selesai, hanya ada yang selesai dengan memakan banyak korban dan ada yang selesai dengan sedikit korban, kuncinya ada di peran kita semua,” katanya.
Helmi menambahkan, dengan tetap menjaga protokol kesehatan, berarti kita menyayangi diri sendiri dan menyayangi tenaga kesehatan, juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.***
Editor: denkur