Rumah sakit harus menyediakan oxygen concentrator atau alat produksi oksigen secara mandiri. Pasalnya, permintaan oksigen saat ini meningkat.
DARA – Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, peningkatan pasien Covid-19 membuat permintaan oksigen tidak hanya datang dari rumah sakit, tapi juga dari masyarakat yang ingin menyediakan oksigen di rumahnya. Apalagi saat ini kondisi rumah sakit tengah padat.
“Pandemi Covid-19 ini kan tidak tahu sampai kapan, daripada kita kesulitan oksigen, lebih baik beli (generator oksigen),” ujar Marlan di Soreang, Rabu (7/7/2021).
Jika setiap rumah sakit memiliki generator oksigen, maka tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan di rumah sakit tapi juga bisa menjual ke pihak luar.
Kata Marlan, rumah sakit itu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) jadi bisa dimungkinkan untuk melaksanakan pola tersebut.
“Harga generatornya cukup mahal, sekitar Rp4,5 miliar sampai Rp8 miliar tergantung kapasitas. Tetapi kalau saya melihat manfaatnya itu jauh lebih besar, apalagi sekelas Rumah Sakit Otto Iskandar Soreang, yang megah dan sarananya lengkap,” tutur Marlan.
“Lebih efesien, efektif, dan akan menjadi nilai tambah bagi rumah sakitnya,” sambungnya.
Berdasarkan instruksi dari gubernur, ungkap Marlan, setiap kota/kabupaten harus membentuk satgas oksigen yang diketuai oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan. Saat ini, pihaknya tengah menanyakan kondisi dan kebutuhan oksigen di rumah sakit yang ada di Kabupaten Bandung
“Ini yang kita pantau, ada keluhan dari hampir semua rumah sakit terkait keterlambatan distribusi dari distributor. Karena mungkin terlalu banyak kebutuhan yang diminta, sehingga stok yang ada jadi kurang,” pungkas Marlan.***
Editor: denkur