DARA | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak cendekiawan muslim maupun ulama untuk menangani masalah lingkungan, kerusakan alam, dan kebencanaan.
Saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tengah menyusun Resillience Culture Blue Print serta menyiapkan edukasi masyarakat mengenai pelatihan tanggap bencana. Dalam penyusunan blue print tersebut gubernur berharap ulama turut menyumbangkan pemikirannya.
“Saya merasa peran ulama maupun cendekiawan muslim sangat penting dan dibutuhkan dalam masalah lingkungan serta kebencanaan,” katanya, seusai membuka Seminar nasional dan silaturahmi kerja wilayah ICMI Orwil Jabar, di hotel Savoy Homann Bandung, akhir pekan lalu.
Bila berbicara tentang kebencanaan, menurut dia, sering kali yang difokuskan adalah tanggap bencana namun kurang memikirkan terkait pencegahannya. “Jangan hanya ditempuh secara formal. Tapi harus ada cara lain yaitu melibatkan peran ulama, sentuh dimensi keadilan dalam lingkungan.”
Ia menyebut, sepanjang tahun 2018 terjadi 1.500 bencana alam. 60 persennya adalah longsor disusul banjir dan puting beliung.
“Karena Jabar ini secara geologis dari tengah ke selatan berbukit-bukit sedangkan tengah ke utara datar yang identik banjir,” katanya.
Melihat kenyataan seperti itu, pada era kepemimpinannya, ia akan menyusun dokumen Resillience Culture Blue Print. Program ini merupakan edukasi menghadapi bencana dan peta potensinya. Ditargetkan cetak biru yang bekerja sama dengan JICA Jelang itu selesai tahun 2019 ini.***