Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Pantai Apra Agrabinta Cianjur, Ancam Puluhan Rumah Warga

Selasa, 3 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: bmkg.co.id)

Ilustrasi (Foto: bmkg.co.id)

Selain itu, lanjut Irfan, gelombang tinggi juga mengancam pemukiman warga yang hanya berjarak 12 meter dari titik abrasi.


DARA- Gelombang setinggi 7 meter menghantam pesisir Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kondisi itu terjadi sejak pekan kemarin.

Selain mengakibatkan abrasi sedalam lima meter, gelombang tinggi juga menyebabkan dua warung yang berada di bibir pantai rusak terhempas.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Irfan Sofyan mengatakan cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi sudah terjadi sejak pekan kemarin.

Irfan mengimbau masyarakat dan nelayan agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di seputaran pantai tersebut.

“Gelombang setinggi 7 meter itupun sampai ke pesisir pantai tempat warung-warung berada. Bahkan, berdasarkan laporan relawan tangguh bencana (Tagana) setempat hempasan gelombang tinggi juga mengakibatkan dua warung rusak,” kata Irfan, kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Disebutkan Irfan, gelombang tinggi juga mengakibatkan abrasi sepanjang 500 meter dengan kedalaman lima meter.

“Terjadi abrasi yang dikhawatirkan bertambah parah dan berdampak pada warung lain di sepanjang pesisir pantai,” kata dia.

Selain itu, lanjut Irfan, gelombang tinggi juga mengancam pemukiman warga yang hanya berjarak 12 meter dari titik abrasi.

“Ada 40 rumah warga yang terancam, dengan total 150 jiwa. Kami sudah berikan imbauan untuk tetap waspada. Petugas BPBD dan relawan juga bersiaga setiap malam, untuk memantau dan melakukan antisipasi dini jika kembali terjadi gelombang tinggi,” tuturnya.

Sementara itu, Imas (45) pemilik warung, mengaku jika gelombang tinggi tersebut merupakan yang terparah sejak 5 tahun terakhir. Sebab sebelumnya gelombang tinggi tak pernah sampai ke pesisir pantai.

“Kalau gelombang tinggi memang terjadi setiap tahun, tapi hanya di tepi dan tengah laut. Tapi yang sekarang sampai mengakibatkan abrasi dan merusak warung,” kata Imas.

Menurutnya gelombang tinggi kerap terjadi pada malam dan dini hari. Oleh karena itu, dia dan pemilik warung lainnya segera mengamankan barang dagangan, khawatir terjadi gelombang tinggi dan abrasi susulan.

“Rusaknya hanya bagian depan, tapi khawatir terjadi susulan. Makanya sekarang diamankan barang dagangan, hingga kembali normal,” pungkasnya.

Editor : Maji

Berita Terkait

Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Prabowo Resmikan Pegadaian sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia
Diduga Embat Dana Desa, Seorang Kuwu di Cirebon Dituntut Tujuh Tahun Penjara
Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Tentukan Awal Ramadan, MUI Gelar Sidang Isbat Jumat 28 Februari 2025
Jelang Ramadan, Polresta Cirebon Gencarkan Razia Miras
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:56 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:45 WIB

Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:40 WIB

Presiden Prabowo Resmikan Pegadaian sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia

Rabu, 26 Februari 2025 - 19:36 WIB

Diduga Embat Dana Desa, Seorang Kuwu di Cirebon Dituntut Tujuh Tahun Penjara

Berita Terbaru