Selain itu, lanjut Irfan, gelombang tinggi juga mengancam pemukiman warga yang hanya berjarak 12 meter dari titik abrasi.
DARA- Gelombang setinggi 7 meter menghantam pesisir Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kondisi itu terjadi sejak pekan kemarin.
Selain mengakibatkan abrasi sedalam lima meter, gelombang tinggi juga menyebabkan dua warung yang berada di bibir pantai rusak terhempas.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Irfan Sofyan mengatakan cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi sudah terjadi sejak pekan kemarin.
Irfan mengimbau masyarakat dan nelayan agar meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di seputaran pantai tersebut.
“Gelombang setinggi 7 meter itupun sampai ke pesisir pantai tempat warung-warung berada. Bahkan, berdasarkan laporan relawan tangguh bencana (Tagana) setempat hempasan gelombang tinggi juga mengakibatkan dua warung rusak,” kata Irfan, kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).
Disebutkan Irfan, gelombang tinggi juga mengakibatkan abrasi sepanjang 500 meter dengan kedalaman lima meter.
“Terjadi abrasi yang dikhawatirkan bertambah parah dan berdampak pada warung lain di sepanjang pesisir pantai,” kata dia.
Selain itu, lanjut Irfan, gelombang tinggi juga mengancam pemukiman warga yang hanya berjarak 12 meter dari titik abrasi.
“Ada 40 rumah warga yang terancam, dengan total 150 jiwa. Kami sudah berikan imbauan untuk tetap waspada. Petugas BPBD dan relawan juga bersiaga setiap malam, untuk memantau dan melakukan antisipasi dini jika kembali terjadi gelombang tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Imas (45) pemilik warung, mengaku jika gelombang tinggi tersebut merupakan yang terparah sejak 5 tahun terakhir. Sebab sebelumnya gelombang tinggi tak pernah sampai ke pesisir pantai.
“Kalau gelombang tinggi memang terjadi setiap tahun, tapi hanya di tepi dan tengah laut. Tapi yang sekarang sampai mengakibatkan abrasi dan merusak warung,” kata Imas.
Menurutnya gelombang tinggi kerap terjadi pada malam dan dini hari. Oleh karena itu, dia dan pemilik warung lainnya segera mengamankan barang dagangan, khawatir terjadi gelombang tinggi dan abrasi susulan.
“Rusaknya hanya bagian depan, tapi khawatir terjadi susulan. Makanya sekarang diamankan barang dagangan, hingga kembali normal,” pungkasnya.
Editor : Maji