Penyelenggaraan pembelajaran Tatap muka (PTM) di Jawa Barat hingga kini belum dapat terselenggara karena kebijakan aturan PPKM Darurat hingga level yang mengharuskan pembelajaran dilaksanakan secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
DARA – Kendati demikian, beberapa daerah di Jabar khusunya kawasan pedesaan masih terkendala soal jaringan internet yang membuat pelaksanaan PJJ para siswa belum maksimal. Hal tersebut menjadi persoalan baru bagi pemerintah.
Dinas pendidikan provinsi Jawa barat melalui kepala dinas pendidikan Jabar, Dedi Supandi kemudian menjelaskan strategi yang dibuat guna mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya yaitu membuat program bernama Guru Luring.
“Jadi guru yang mendatangi ke anak sekolah, nanti 3 sampai 5 orang murid berkumpul di satu titik rumah atau balai desa,” ujarnya, Kamis, (5/8).
“Beberapa desa-desa yang memang statusnya desa hutan itu internet nya kurang bagus, tapi di kantor desa nya itu ada fasilitas. Jadi fasilitas WiFi di desa itu bisa dipergunakan,” sambungnya.
Dedi menambahkan, terdapat program lainnya yaitu guru kunjung. Para guru yang mengajar dibekali dengan tas multifungsi yang dapat berperan sebagai meja belajar, didalamnya juga terdapat tool kit Protokol kesehatan COVID-19 seperti handsanitizer.
Selain itu, Dedi menuturkan untuk masalah jaringan internet yang masih minim, ia menyebut bahwa pihak Kominfo telah memasang sambungan WiFi yang disebut sebagai program BAKTI. Namun, Dedi mengakui, belum seratus persen hal tersebut dapat terwujud.
“Kalau saya tidak salah ada sekitar 1.300 desa yang masih memerlukan internet, itu baru sekitar 600 jadi memang masih ada sekitar kurang lebih 700,” pungkasnya.***
Berita ini sebelumnya sudah ditayangkan oleh Jabarekspres dengan judul: Disdik Jabar Ungkap Strategi Pembelajaran Siswa Pedesaan Yang Terkendala Internet
Editor: denkur