Presiden Joko Widodo berharap, sasaran pembangunan dapat tercapai didorong kebijakan belanja negara yang disusun dalam RAPBN 2022. Hal ini disampaikan Kepala negara saat menyampaikan RUU APBN Tahun Anggaran 2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021).
DARA – Sasaran pembangunan itu, antara lain menurunnya angka pengangguran sekaligus kemiskinan. yakni tingkat pengangguran terbuka 5,5 sampai 6,3%, tingkat kemiskinan di kisaran 8,5 hingga 9,0% dengan penekanan pada penurunan kemiskinan ekstrem.
“Namun, harus tetap waspada, karena perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis. Kita akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan Pandemi Covid-19. Dengan demikian, pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga serta terus dipercepat dan diperkuat,” tambahnya.
Selain itu, berikut sejumlah poin yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya kali ini:
- Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5% sampai 5,5%
- Inflasi sebesar 3%
- Nilai tukar rupiah di 14.350 terhadap dollar Amerika
- Bunga SUN tenor 10 tahun 6,82%
- Harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 62 per barel
- Lifting minyak dan gas masing-masing 703.000 barel dan 1.036.000 barel setara minyak per hari.
- Belanja negara mencapai Rp 2.708,7 triliun
- Pengangguran terbuka 5,5 hingga 6,3%
- Tingkat kemiskinan 8,5 sampai 9,0%
- Defisit anggaran sebesar 4,85% terhadap PDB atau Rp 868,0 triliun
Adapun defisit anggaran tahun 2022 akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati, dengan menjaga keberlanjutan fiskal.
“Komitmen untuk menjaga keberlanjutan fiskal dilakukan agar tingkat utang dalam batas yang terkendali,” tandas Presiden.
Dalam menyampaikan UU APBN Tahun Anggaran 2022 ini, Presiden Jokowi terlihat mengenakan pakaian adat Suku Baduy yang berasal dari Banten. Menurut Presiden, pakaian adat tersebut disiapkan oleh Ketua Adat Masyarakat Baduy, Jaro Saija.***
Editor: denkur