Penerapan ganjil genap pada 20-23 Agustus 2021 di beberapa ruas jalan di Kota Bandung menunjukkan penurunan jumlah kendaraan cukup signifikan.
DARA – Sebagai contoh, volume kendaraan di Jalan Asia Afrika pada hari biasa berjumlah 3.047 per jam, turun menjadi 2.111 per jam. Bahkan, sempat mencapai 710 kendaraan per jam.
Begitupun di Jalan Ir H Djuanda yang biasa dilewati 2.070 kendaraan per jam menunjukan pengurangan menjadi 1.075/jam. Dengan volume terendah mencapai 542/jam.
“Artinya diberlakukannya ganjil genap ini terjadi penurunan sekitar 50 persen. Lalu lintas menjadi lancar dan volumenya berkurang, kecepatan meningkat. Artinya efektif dan berhasil,” klaim Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung EM Ricky Gustiadi, Selasa (24/8/2021).
Selain menghitung dari rasio volume kendaraan, diutarakan Ricky, pihaknya pun turut menyurvei masyarakat selaku objek pengguna jalan selama pemberlakuan ganjil genap.
Survei dilakukan terhadap pengendara mobil dan sepeda motor, pengemudi ojek daring, sopir angkutan penumpang dan angkutan barang, serta para pengunjung. Tak kurang dari 100 pengendara dari masing-masing lokasi pemberlakuan ganjil genap, baik Jalan Asia Afrika maupun Jalan Ir H Djuanda.
Di Jalan Asia Afrika, persentase terbesar jawaban responden memilih kebijakan pemberlakukan ganjil genap di waktu tertentu sebanyak 38 persen.
Sebanyak 32 persen sepakat dengan penutupan jalan di waktu tertentu, dan 30 persen sisanya lebih memilih penyekatan dengan pemeriksaan dokumen.
Untuk Jalan Ir H Djuanda, sebanyak 58 persen responden juga sepakat dengan pemberlakuan ganjil genap di waktu tertentu. Dan 16 persen diantaranya memilih penyekatan dengan pemeriksaan dokumen.
Sedangkan 14 persen responden setuju penutupan jalan di waktu terentu dan terdapat 12 persen yang memilih penutupan ruas jalan total.
“Kalau kita simpulkan keseluruhannya bahwa memang sebanyak 48 persen memilih pemberlakukan ganjil genap. Kemudian penutupan total 6 persen, penutupan jalan di waktu tertentu 23 persen, penyekatan dengan pemeriksaan dokumen perjalanan 23 persen,” ujarnya.
Hasil evaluasi ini, ditekankan Ricky, akan menjadi bahan rujukan untuk menentukan kebijakan di Kota Bandung. Saat ini Kota Bandung masih dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang menurun ke level 3.
“Hasil evaluasi ganjil genap ini akan kita laporkan kepada tim Satgas Covid-19 dan akan dilaksanakan rapat terbatas. Nanti masalah lanjut atau tidaknya tergantung keputusan rapat pimpinan. Tapi dari hasil survei ini, ganjil genap efektif dan kondusif,” katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung AKP Asep Kusmana mengaku turut memantau langsung respon masyarakat di lapangan ketika diberlakukan ganjil genap. Hasilnya justru banyak yang memberikan tanggapan positif.
“Jadi seandainya pemberlakukan yang sebelumnya bisa mengganggu, mungkin dalam hal ini pemberlakukan ganjil genap tidak mengganggu aktivitas masyarakat,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pada pelaksanaannya di lapangan masih ada pengendara yang memaksakan melintas meski tak sesuai aturan. Namun, petugas selalu mengedepankan edukasi terhadap pemberlakuan aturan ganjil genap ini.
“Ini sifatnya edukasi kepada masyarakat. Apabila ada pengendara yang menerobos yang tidak masuk pengecualian, kita hentikan dan diberi imbauan secara humanis diberikan edukasi. Supaya masyarakat paham maksud dan tujuan pemberlakuan ganjil genap ini,” ujarnya.***
Editor: denkur