DARA | KARAWANG – Hasil tangkap nelayan Kabupaten Karawang mengalami penurunan hingga 50 persen. Cuaca buruk menjadi penyebab utama.
Banyak di antara nelayan memilih tidak melaut karena cuaca yang tidak menentu. “Cuaca buruk ini terjadi sejak sebulan terakhir. Kalau sedang melaut tiba-tiba langit berubah dari terang ke gelap, buru-buru para nelayan pulang ke daratan,” kataWakil Ketua Dewan Pengurus Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Kabupaten Karawang, Sahari, Rabu (6/2/2019).
Nelayan, Karawang, lanjut dia, harus pintar mengantisipasi cuaca yang dapat mengancam keselamatan mereka. Nelayan yang mayoritas mencari udang serta rajungan, harus berpacu dengan kondisi alam. Kondisi tersebut, berimbas pada hasil tangkapannya.
Biasanya, dalam sehari nelayan bisa menangkap udang empat kilogram, saat ini hanya dua kilogram. Hal itu, akibat waktu untuk menangkap ikan dan udangnya semakin sempit karena kondisi cuaca.
Meskipun ada penurunan hasil tangkapan, sambungnya, belum berimbas pada harga ikan dan udang. Harga, masih relatif stabil yakni, udang harganya Rp75 ribu per kilo gram. Sedangkan harga rajungan Rp50 ribu per kilo gram dalam kondisi mentah.
“Tapi, nelayan kami masih bisa melaut. Meskipun harus kucing-kucingan dengan perubahan cuaca,” ujarnya.
Sementara itu, Wardita (56 tahun) nelayan asal Kampung Pasir Putuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, membenarkan saat ini aktivitas nelayan terkendala cuaca. Jadi, jika pagi-pagi sudah mendung, nelayan pergi ke lautnya siang sampai sore hari.
Sebaliknya, bila siang hari di laut angin sudah kencang dan gelombang tinggi, nelayan akan segera pulang. “Tapi, alhamdulillah, kami masih di beri rezeki, meskipun hasilnya berkurang dari hari normal,” katanya.***
Wartawaan: Teguh Purwahandaka