Awal September 2021, Pemerintah Kota Bandung memberikan Nota Keuangan terkait Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2021.
DARA – Ini adalah perubahan atas APBD 2021 yang dillaksanakan karena terjadi situasi dan kondisi yang tidak lagi sesuai dengan asumsi-asumsi yang dibuat sebelumnya.
Pandemi Covid-19 merupakan kondisi darurat sehingga butuh anggaran yang berfokus menangani penyebaran virus, serta menanggulangi akibat-akibatnya.
Namun demikian, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia-Partai Kebangkitan Bangsa menyampaikan beberapa catatan dalam pandangan umum fraksi terhadap Nota Keuangan Perubahan APBD 2021.
Diutarakan oleh Erick Darmajaya, anggota Fraksi PSI-PKB, salah satu catatan dalam perubahan anggaran adalah pada dinas pendidikan.
“Kita semua tahu betapa penting pendidikan dibangun, apalagi sudah lebih dari setahun belajar dari rumah. Baru September ini akan mengadakan PTM kembali. Namun, bagi kami merupakan suatu kejanggalan karena terdapat kenaikan anggaran Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada Dinas Pendidikan hingga lebih dari Rp200 miliar dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2021. Ini adalah anggaran yang seharusnya berfokus untuk menanggulangi pandemi Covid-19 dan pemulihan akibatnya,” ujar Erick, Jumat (3/9/2021).
Tapi, diungkap Erick, Pemkot Bandung justru menganggarkan pengadaan mebel untuk SD sebesar Rp27 miliar, pengadaan perlengkapan SD (Rp35 miliar) pengelolaan dana BOS SD (Rp25 miliar).
Lalu untuk SMP, yakni pengadaan mebel sebesar Rp25 miliar, perlengkapan SMP (Rp98 miliar) serta pengelolaan dana BOS (Rp7,7 miliar). Totalnya mencapai lebih dari Rp200 miliar.
“Kita mengerti bahwa sekolah-sekolah membutuhkan mebel dan perlengkapan, tetapi meminta anggaran sebesar itu dalam situasi seperti sekarang, rasanya kurang tepat,” ujar anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bandung.
Pihaknya mengharapkan Pemkot Bandung menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat untuk fokus pada bidang kesehatan, ekonomi, dan tenaga kerja.
“Kita punya masalah pengangguran tinggi, perdagangan dan industri menyurut, juga kondisi UMKM kita sangat berat sekarang. Kita perlu solusi di sisa tahun anggaran 2021 ini,” pungkasnya.***
Editor: denkur