Masyarakat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat harus mewaspadai potensi bencana yang disebabkan anomali cuaca, yakni keadaan cuaca yang tidak sewajarnya.
DARA – Begitu kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Mokhamad Irfan Sofyan.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan berbagai potensi bencana yang dapat terjadi.
“Kita imbau masyarakat Cianjur terutama pendatang untuk meningkatkan kewaspadaan karena anomali ini, perubahan cuaca dari kemarau ke hujan, hujan ke kemarau,” kata Irfan, kepada wartawan, Jumat (10/9).
Selain itu, pihaknya sudah mengintruksikan seluruh anggota Relawan Tangguh Bencana (Retana) se-Kabupaten Cianjur untuk tetap siaga menghadapi cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini.
“Kita lakukan untuk memberi imbauan melalui Retana di tempat masing-masing dan disiagakan juga,” ujarnya.
Irfan mengatakan saat ini anggota Retana tidak ditambah dan tetap di angka 1.832 orang. Namun, pihaknya melakukan percepatan melalui pelatihan Desa Tangguh Bencana (Detana).
“Agar masyarakat bisa terlatih karena Cianjur itu merupakan market kebencanaan, dari 10 jenis bencana yang ada di UU Nomor 24 Tahun 2007 itu semua ada di Cianjur,” kata Irfan.
Irfan berharap, Cianjur bisa terbebas dari bencana. Bahkan, dirinya memproyeksikan Cianjur menjadi Kabupaten Tangguh Bencana (Kabtana) pada 2024 mendatang.
“Mudah-mudahan kita bisa menjadi Kabupaten Tangguh Bencana, yaitu di 360 desa/kelurahan sudah terbentuk Desa Tangguh Bencana, insya Allah 2024 bisa terwujud,” katanya.***
Editor: denkur