PARA delegasi dari 19 negara beserta sejumlah kepala daerah antusias ketika menyusuri Jalan Alun-alun Timur Bandung, Jaw Barat saat memulai aksi solidaritas untuk Palestina. Acara ini dirancang khusus dengan simbol dan melibatkan partisipasi para perwakilan negara Asia Afrika yang hadir di Asia Africa Festival (AAF) 2019.
Koridor Palestine Walk yang dibuat pada 2018 lalu pun disiapkan secara istimewa menggunakan karpet merah. Sejumlah delegasi juga tak ingin ketinggalan mengabadikan momentum tersebut menggunakan telepon seluler pribadinya.
Setelah berfoto, masing-masing delegasi kemudian mengikuti pelepasan burung merpati yang menjadi acara utama dari aksi solidaritas untuk Palestina. Pelepasan burung ini merupakan simbol dukungan terhadap kebebasan dan kemerdekaan negara Palestina.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, menyatakan, gelaran AAF 2019 menjadi momentum untuk menggalang dukungan kepada Palestina. Pernyataan sikap bersama ini menjadi penguat bahwa bangsa di Asia dan Afrika telah memberikan dorongan moral bagi perjuangan Palestina.
“Saya berharap kegiatan Asia Africa Festival 2019 ini menyuburkan semangat kepedulian, terutama untuk mendorong terwujudnya negara Palestina merdeka,” kata wali kota, akhir pekan lalu.
Ia memaparkan, dalam rangkaian puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-64 ini tidak hanya dilewatkan sebagai seremonial saja. Namun, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai KAA ketika pertama kali dilakukan di Kota Bandung pada 1955 silam.
Ia kembali menegaskan, esensi dari peringatan KAA merupakan pengingat bahwa perjuangan bangsa harus terus digelorakan dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bukan semata berkenaan dengan penjajahan, melainkna untuuk menghadapi tantangan perkembangan zaman yang tetap harus diimbangi dengan nilai kemanusiaan.
“Ini juga demi terciptanya tatanan kehidupan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keadilan yang berlaku universal,” ujarnya.
Usai melepaskan burung merpati putih, para delegasi kemudian mulai menyusuri Jalan Asia Afrika menuju Gedung Merdeka. Kemudian rombongan diajak untuk kilas balik sejarah Asia Afrika melalui saksi bisu sejarah yang tersimpan di Museum KAA.***
Editor: Ayi Kusmawan