DARA | JAKARTA – Teror bom yang dialami dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengundang simpatik banyak pihak, termasuk mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua.
Abdullah heran teror bom itu hanya dialamatkan kepada dua pimpinan KPK yaitu Agus Rahadjo dan Laode M Syarif. Anehnya lagi, kata Abdullah, teror terjadi tak lama setelah KPK melakukan sejumlah operasi tangkap tangan(OTT) di berbagai tempat.
Menurut Abdullah ada tiga kekuatan koruptor yakni: uang, ‘geng’ dan senjata. “Jika koruptor yang belum diungkap KPK merasa terganggu, mereka dapat menggunakan salah satu atau ketiga kekuatan tersebut untuk menyerang KPK,” ujarnya.
Sejumlah pejabat yang diciduk KPK adalah pejabat-pejabat yang berasal dari kubu yang punya tiga kekuatan di atas. “Sejumlah kepala daerah yang terkena OTT belakangan ini berasal dari kubu petahana,” ujar Abdullah. Dilansir dari CNNIndonesia.
Abdullah menyarankan seluruh jajaran KPK tidak gentar terhadap aksi teror. Terus mengungkap kasus korupsi sesuai dengan SOP yang berlaku.***
Editor: denkur