DARA | KARAWANG — Abrasi di Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang, Jawa Barat sejak tahun 2005 hingga kini belum teranggulangi. Abrasi telah menggerus puluhan rumah, ratusan hektar tambak, dan memutus akses jalan.
Kini, tiga dusun di Desa Cemara Jaya, terancam hilang tergerus abrasi. Pihak pemerintah desa setempat berencana merelokasi warga terdampak abrasi.
Tiga dusun yang masih terus diterjang gelombang itu adalah Dusun Pisangan, Cemara II, dan Dusun Cemara I Utara. Warga yang rumahnya sudah ambruk terpaksa meninggalkan desa ini.
“Padahal, dulu sebelum terkena abrasi, Desa Cemarajaya seringkali dilintasi wisatawan lokal yang berkunjung ke Pantai Pisangan. Sekarang, jalan akses itu sudah putus tergerus gelombang pasang,” kata Kepala Desa Cemara Jaya, Yonglim Supardi, Kamis (7/2/2019).
Yonglim mengatakan, jauh sebelum terjadi abrasi jarak bibir pantai ke pemukiiman warga mencapai 1 kilo meter lebih. Di antara jarak tersebut terhampar tambak bandeng dan udang.
Kini, sebut Yonglim, gelombang air laut sudah menyentuh tembok rumah-rumah dan puluhan di antaranya sudah ambruk.
Hantaman gelombang pasang terparah terjadi tahun 2016 silam. Waktu itu, menurut diadia laut masuk ke rumah warga setinggi paha orang dewasa.
Dari sini pula banyak rumah yang ambruk. “Akhirnya pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turun membangun sabuk pemecah gelombang di sekitar bibir pantai sepanjang 3,3 kilometer. Pemkab Karawang membuat penahan gelombang berbentuk turap sepanjang 760 meter,” ujar Yonglim.
Yonglim mengatakan, pemukiman warga banyak yang sudah dan banyak yang tidak mempunya tempat pindah untuk tempat tinggal. Rencananya, pemerintah desa akan merelokasi warga terdampak abrasi ke Dusun Sekong, sekitar satu kilometer dari bibir Pantai Dusun Cemara I Utara.
“Di sana ada tanah bekas tambak yang sudah dibeli Pemkab Karawang, dan kini sedang diurug,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Karawang, Ramon Wibawa Laksana, belum bisa memastikan pelaksanaan relokasi. “Saat ini masih sebatas pengadaan lahan terlebih dulu, untuk pembangunan rumahnya kami akan minta bantuan ke Pemerintah Pusat,” katanya.***
Wartawan: Teguh Purwahandaka