Sembilan warga Desa Bojong, Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dilakukan pembinaan untuk bertaubat dan kembali ke ajaran Islam. Mereka diduga menganut aliran sesat.
DARA – Keberadaan adanya aliran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam di wilayah Desa Bojong, Karangtengah itu diketahui setelah adanya laporan warga sekitar yang resah dengan aktivitas kelompok tersebut.
Kelompok warga yang menganut aliran sesat itu diketahui tidak mewajibkan pengikut ajarannya untuk solat dan puasa.
Kepala Desa Bojong, Uyeng Handoko, mengungkapkan pembinaan terhadap sembilan warga pengikut aliran sesat itu dilakukan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Para pengikut aliran sesat yang diketuai DJ (50) itu dituntun untuk kembali ke ajaran Islam yang baik dan benar dengan kembali mengucap dua kalimat syahadat, Jumat (21/5/2021).
“Mereka juga dituntun mengucapkan deklarasi agar tak kembali ke ajaran sesat dengan menandatangani perjanjian hitam di atas putih serta dipandu untuk mengucap dua kalimat syahadat,” kata Uyeng, kepada wartawan, Sabtu (22/5/2021).
Uyeng menyebutkan, jajarannya terus melakukan pengawasan terhadap warga yang terindikasi ikut dalam ajaran aliran sesat itu.
“Warga yang terindikasi langsung ada sembilan orang, tapi ada sebagian keluarga jadi kami khawatirkan 17 orang yang masih keluarga ikut,” katanya.
Kades bersyukur warga yang dibina mau mengikuti arahan dari MUI dan Pemdes Bojong Kecamatan Karangtengah.
“Kami tak bisa menyimpulkan ini aliran apa hanya yang jelas ada indikasi, tugas kami untuk melakukan pencegahan dan pembinaan agar tak menyebar,” ujar kades.
Sementara itu, Kepala BPD Bojong, Arifin, mengungkapkan berdasarkan informasi para pengikut aliran sesat itu memiliki ritual khusus, yaitu dengan melakukan semedi atau menyendiri di tengah hutan.
“Selain itu, kelompok mereka juga memiliki ciri khusus, seperti rambut yang diberi warna merah dan jarang menggunakan baju hanya celana saja,” kata Arifin.
Arifin berharap, warga yang diduga menjadi pengikut ajaran sesat itu dapat benar-benar taubat dan kembali menganut Islam.
“Mereka dituntun kembali ajaran Islam yang benar. Agar tak membuat masalah baik di lingkungan maupun di umum,” tandasnya.***
Editor: denkur