Ambruknya jembatan Cibalagung pada ruas Jalan Pasirgede-Tangkil, Desa Babakankaret, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dipastikan karena ada perubahan pada metode pelaksanaan pembangunan.
DARA | CIANJUR – “Metode pelaksanaan pembangunannya seharusnya jembatan itu menggunakan peracah, tapi pada kenyataannya malah menggunakan tali baja (sling),” kata Kabid Pembangunan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Cianjur, Yedi Indraguna, kepada wartawan, Kamis (6/2/2020).
Yedi mengungkapkan, pada awal pembangunan peracah sebagai penyangga jembatan itu sempat dipasang. Namun, ditengah pekerjaan pihak pelaksanaan proyek malah mengganti dengan tali baja.
“Dari keterangan, peracah jembatan itu sempat dipasang. Tidak tahu, faktor apa sehingga pelaksanaan proyek memutuskan untuk menggantinya dengan tali baja atau sling,” ujarnya.
Perubahan pada metode pelaksanaan proyek jembatan Cibalagung itu, jelas Yedi, pihak pelaksanaan proyek tidak pernah berkoordinasi dengan pihak Dinas PUPR.
“Kita tidak pernah dikomunikasikan terkait adanya perubahan metode pelaksanaan proyek itu. Konsultan proyek juga tidak pernah berkomunukasi dengan pengawas proyek,” jelasnya.
Selain itu, Yedi menambahkan ada kesalahan penulisan pagu anggaran pada papan proyek yang di pasang di lokasi jembatan. Dimana, pada papan proyek nilai anggaran tercantum Rp5,3 miliar.
“Nilai anggaran proyek yang tercantum di papan sebesar Rp5,3 Miliar. Padahal, seharusnya nilainya mencapai Rp5,8 miliar,” katanya.
Sebelumnya, empat orang telah panggil untuk dimintai keterangan terkait ambruknya jembatan Cibalagung pada ruas Jalan Pasirgede-Tangkil, Desa Babakankaret, Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Niki Ramdhany, mengatakan ke empat orang yang telah di panggil untuk dimintai keterangan oleh penyidik, di antaranya pihak kontraktor.
“Sejauh ini belum bisa disimpulkan. Kami masih telusuri, pemeriksaan juga masih dilakukan, sudah empat orang yang kita mintai keterangan, di antaranya dari pihak kontraktor,” kata Niki, kepada wartawan, Kamis (6/2/2020).
Niki menyebutkan, pihaknya masih akan terus menggali keterangan dari pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pembangunan jembatan tersebut.
“Kita masih agendakan untuk meminta keterangan dari ahli dan dari pihak Dinas PUPR Cianjur,” ujarnya.
Namun, dari informasi yang didapat dan berdasarkan hasil olah TKP, penyebab ambruknya jembatan penghubung Pasirgede–Tangkil itu dipicu tali sling yang putus.
“Dari informasi yang kita dapat, seharusnya pakai penyangga (Peracah) di bawahnya. Namun, jembatan itu hanya dipasangi sling,” kata Niki.***
Wartawan: Purwanda | Editor: denkur