Ada Program Belum Memuaskan, Ini yang Dilakukan DP2KBP3A KBB

Kamis, 17 September 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Facebook)

Ilustrasi (Facebook)

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Eriska menyebutkan hasil evaluasi pelaksanaan program 2019 menunjukkan ada program yang belum mencapai hasil memuaskan.


DARA | BANDUNG – Salah satunya angka perempuan usia 15 sampai 49 melahirkan lebih dari dua anak masih cukup banyak.

Ia mengungkapkan, pemerintah menargetkan dalam sebuah keluarga, hanya terdiri dari dua anak. Artinya pencapaiannya masih di bawah target yang ditetapkan pemerintah pusat.

“Ini harus menjadi perhatian bersama demi suksesnya program KB,” ujar Eriska, Kamis (17/9/2020).

Mengingat pencapaiannya masih di bawah target, maka pada tahun 2021 program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) akan dikebut. Khususnya yang harus disukseskan inti dari Banggakencana, yakni keluarga.

“Ketika keluarga itu sejahtera, Insha Allah apa yang dari cita-cita inti pembangunan di dalam sebuah keluarga tercapai,” jelasnya.

Untuk mewujudkan semua itu, kata Eriska, pemerintah dan petugs di lapangan memiliki peranan penting. Dengan demikian, program bisa dilaksanakan dengan mudah demi terciptamya percepatan kegiatan secara prioritas melalui sinergitas dan harmonisasi.

“Perlu menjadi perhatian kita karena masih rendahnya daya saing, terlihat dari indeks pembangunan manusia di Bandung Barat,” sambungnya.

Ia juga menekankan agar masyarakat harus diberi pemahaman bahwa program Bangga Kencana tidak sekadar mengarahkan anak cukup dua orang. Namun, perlu dipikirkan juga tentang merencanakan keluarga yang ke depannya bisa mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.

Terutama dalam memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga.

Kemudian, menempatkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di daerah terpencil, dan mencegah remaja melakukan pernikahan dini.

“Kita harus bisa menciptakan keluarga yang berkualitas dan mandiri yang dapat dicapai melalui fokus pembahasan,” ujarnya.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Update Kasus Pelecehan Oknum Dokter di Garut, Korban Bertambah Jadi Lima Orang
Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027
Dedi Mulyadi Ubah Kabupaten Cirebon Jadi Yogyakartanya Jawa Barat
Kendaraan Rusak Bertebaran di Lingkungan Pemkab Bandung Barat, Wabup Asep Ismail Minta Bidang Aset Segera Inventarisir
Anggota DPR RI Teh Atalia Sebut PKK Garda Terdepan Jaga Keutuhan NKRI
Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo
Ketika Atalia Jadi Tempat Curhat Mahasiswa, Begini Suasananya
Puluhan ASN Satpol PP Bandung Barat Digojlok Pengenalan Tupoksi
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 21:36 WIB

Update Kasus Pelecehan Oknum Dokter di Garut, Korban Bertambah Jadi Lima Orang

Selasa, 22 April 2025 - 17:29 WIB

Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027

Selasa, 22 April 2025 - 16:31 WIB

Kendaraan Rusak Bertebaran di Lingkungan Pemkab Bandung Barat, Wabup Asep Ismail Minta Bidang Aset Segera Inventarisir

Selasa, 22 April 2025 - 09:07 WIB

Anggota DPR RI Teh Atalia Sebut PKK Garda Terdepan Jaga Keutuhan NKRI

Selasa, 22 April 2025 - 08:58 WIB

Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo

Berita Terbaru