DARA | TOKYO- Pelaku usaha manufaktur Jepang galau. Mereka nyaris kehilangan kepercayaan diri sejak tiga bulan terakhir ini. Jajak pendapat bulanan menunjukkan, penurunan ini didorong kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global dan ketegangan perdagangan yang telah berdampak pada sektor korporasi.
Reuters melaporkan hasil jajak pendapat bulanan dilakukan untuk membahas risiko penurunan ekonomi dan pergerakan harga berbagai produk. Survei bulanan ini menemukan sentimen sektor jasa dan manufaktur tetap stabil. Ini sebagai indikasi bahwa permintaan domestik dapat membantu mengimbangi dampak negarif dari ekonomi luar negeri.
Namun sentimen ini berpotensi memburuk dalam tiga bulan mendatang. Melemahnya inflasi dan melambatnya permintaan eksternal berarti BOJ tidak dalam posisi untuk menormalisasi kebijakan moneter, sementara beberapa investor masih berspekulasi soal adanya potensi pelonggaran kebijakan dalam beberapa waktu ke depan.
Kontan.co.id merilis, berdasarkan survei yang dilakukan 7 Januari hingga 16 Januari lalu Indeks sentimen untuk produsen berada di angka 18, turun lima poin dari bulan sebelumnya. Penurunan tersebut terseret sejumlah sektor seperti baja dan mobil. Sedangkan indeks sektor jasa tetap stabil didorong oleh industri ritel. Hal in mencerminkan kekuatan dalam konsumsi sektor swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari domestik.
Ekonomi Jepang seperti dikutip kontan.co.id telah menyusut 2,5% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun fiskal. Capaian ini menjadi penurunan terburuk dalam empat tahun terakhir.
Dalam jajak pendapat kepada 480 perusahaan besar dan menengah, eksportir mengeluh tentang kurangnya permintaan di China dan Amerika Serikat. Mereka pun menyuarakan keprihatinan tentang perang dagang antara kedua mitra dagang utama Jepang tersebut. Sebab permintaan global kini bergerak sangat lamban.
“Amerika Serikat belum berkinerja baik sejak awal tahun fiskal ini. Tetapi negara-negara lain seperti China, India dan Meksiko juga melambat di paruh kedua.” kata seorang manajer di produsen peralatan transportasi dalam survei tersebut.
Banyak analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang telah membaik pada kuartal ini. Tetapi gesekan perdagangan global dan perlambatan ekonomi di China telah meningkatkan risiko terhadap ekonomi Jepang, terutama dari sisi ekspor.
Sumber: reuters/kontan.co.id