Galian C merusak lingkungan. Berpengaruh terhadap resapan air ketika musim hujan dan berkurangnya sumber air bersih untuk masyarakat.
DARA – Begitu disampaikan Anggota DPRD Kota Tasikmalaya Fraksi Gerindra, Murjani.
Murjani tak menampik banyak bukit yang rusak akibat aktivitas penambangan galian C di wilayah Kecamatan Mangkubumi, Indihiang dan Bungursari.
“Selama ini saya banyak turun ke lapangan dan memang beberapa bukit sudah habis, sehingga kerusakan tersebut sangat berpengaruh terhadap resapan air,” kata Murjani, Jumat (16/7/2021).
Menurutnya, ketika musim kemarau banyak masyarakat yang mengeluhkan soal kekurangan air bersih, sehingga minta bantuan dikirim air bersih.
“Langsung saya kirim dengan beberapa truk tangki. Itu berarti efeknya jelas perbukitan hilang, serapan air dan air bersih menjadi sulit,” ujarnya.
Murjani mengusulkan kepada Pemkot Tasikmalaya untuk membeli bukit-bukit yang ada jika keuangannya memungkinkan.
“Nanti saat rapat banggar akan saya lihat kemampuan keuangan daerah. Jadi saya setuju, pembelian gunung (bukit) dijadikan lahan hijau. Lalu eks galian C harus segera ditanami menjadi ruang hijau,” ujarnya.
Murjani akan usul dan membahas mengenai pembelian bukit di rapat Banggar TW 4 dan penetapan APBD tahun 2022.
“Kalau kemampuan keuangan daerah ada, maka saya akan coba bahas dengan teman-teman di banggar untuk dianggarkan pembelian gunung-gunung (bukit) tersebut dan keuangan tidak tersedot oleh BTT penanganan Covid 19,” ujarnya.
Murjani mengatakan Pemkot Tasikmalaya saat ini membutuhkan anggaran keuangan yang begitu banyak diantaranya dalam persiapan dana cadangan Pemilu 2024 dan tidak mungkin dianggarkan dalam setahun.
“Mengenai lingkungan hidup memang perlu penataan karena dengan lingkungan hijau maka terkait oksigen akan mendapatkan yang sehat,” tuturnya.
Semua pihak harus komprehensip dalam pengelolaan Kota Tasikmalaya, termasuk diantaranya lingkungan hidup harus hijau dan terjaga keasliannya supaya lebih banyak manfaatnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai apakah Kota Tasikmalaya sudah memiliki hutan Kota, Murjani menjawab bahwa hal itu juga sedang dipikirkannya.
“Nah itu yang saya pikirkan juga. Kita mengandalkan hutan kota di wilayah Urug yang masih cukup luas. Namun, hanya dirasakan di Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi sebagian. Sedangkan kecamatan lain tetap gersang, sehingga perlu adanya hutan kota juga.
“Maka dengan pembelian gunung seperti di Kecamatan Bungursari merupakan bagian dari solusi,” ujarnya.***
Editor: denkur