Filtrasi terhadap tayangan di medsos sangat penting untuk mencegah anak mengikuti perilaku yang tidak pantas.
DARA| Gempuran teknologi informasi dan media sosial (medsos) dinilai tidak sehat untuk pertekembangan anak. Untuk itu, keluarga dan semua pemangku kepentingan harus melindunginya.
Hal itu dikatakan Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jabar Amanda Soemedi Bey Machmudin saat mengantar Bilqis Priscilla, siswi SMP Negeri 2, Kota Cimahi, mewakili Jawa Barat terpilih sebagai anak berprestasi di Indonesia.
Siswi kelas IX ini mendapatkan piagam penghargaan anak berprestasi yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Organisasi Aksi Solidariti Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) Tri Suswati Tito Karnavian.
Penyerahan piagam penghargaan itu disaksikan langsung Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara pada puncak Hari Anak Nasional Ke-40 Tahun 2024 di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (23/7/2024).
Amanda hadir ke Tanah Papua didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar sebagai organisasi yang menaungi anak-anak di Jawa Barat.
Amanda berpesan kepada semua pihak agar melindungi anak, salah satunya dari gempuran teknologi informasi dan media sosial (medsos) yang tidak sehat.
Filtrasi media sosial
Filtrasi terhadap tayangan di medsos sangat penting untuk mencegah anak mengikuti perilaku yang tidak pantas.
“Mari kita lindungi dan filtrasi anak-anak kita dari gempuran teknologi informasi dan media sosial yang tidak sehat,” pesan Amanda.
Untuk mencetak generasi anak Jabar yang cerdas, sehat, tangguh, dan terlindungi, semua pihak harus berkomitmen menolak kekerasan, perkawinan anak, dan pekerja anak.
“Harus berani bersuara mengatakan tidak dan stop pada kekerasan, tolak perkawinan anak dan pekerja anak agar tercipta bibit generasi sehat, cerdas, dan terlindungi,” tegasnya.
Editor: Maji