Air susu ibu adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi, termasuk bagi bayi yang ibunya terkonfirmasi positif COVID-19 atau masih dicurigai terinfeksi virus corona penyebab COVID-19.
ASI mengandung antibodi yang berguna untuk sistem ketahanan tubuh yang diperlukan untuk melindungi bayi dari penyakit, termasuk pernyakit saluran pernapasan. Nutrisi dalam ASI juga penting untuk menunjang pertumbuhan anak dan kesehatan anak di masa datang, termasuk mencegah obesitas dan penyakit non infeksi lainnya.
Badan Kesehatan Dunia, WHO pun dalam panduan yang diberikan menyatakan seorang ibu yang positif COVID-19 tetap bisa memberi ASI pada bayinya dengan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Ini berdasarkan riset terbatas yang dilakukan di Wuhan, Tiongkok, peneliti yang memeriksa ASI pertama dari enam ibu yang saat hamil terinfeksi COVID-19. Dari seluruh ASI yang diperiksa ternyata hasilnya negatif alias tidak ditemukan infeksi virus corona SARs-CoV. Masih diperlukan penelitian lanjutan, tapi sejauh ini, penelitian itu membuat WHO memberi lampu hijau.
Meski tidak menular lewat ASI, risiko penularan tetap ada dari saluran pernapasan ibu. Karena itu diperlukan cara pencegahan sebagai berikut:
1/ Cegah penularan dengan mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut. Masker harus yang tidak tembus virus.
2/ Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik sebelum dan setelah menyentuh bayi.
3/ Secara rutin membersihkan dan menyucihamakan permukaan benda-benda yang disentuh.
ASI ekslusif sangat penting bagi ibu dan bayi, karena itu meski ibu positif COVID-19, membiarkan kontak kulit dan kulit antara ibu dan bayi, seperti menyentuh dan menggendong bayi, tetap disarankan selama ibu cukup sehat, kuat, dan dapat melakukan tindakan pencegah tadi.
Tapi jika ibu terlalu sakit sehingga tidak mampu menyusui, ASI bisa diganti dengan alternatif susu seperti ASI dari donor atau sesuai rekomendasi dokter.***
Artikel ini sudah ditayangkan Femina, dengan judul: “Amankah PDP atau Positif COVID-19 Menyusui?”, 10 April 2020