Dara| Jakarta –Amien Rais dan aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman hadir di Gedung DPR mengikuti diskusi bertajuk “Menuntut Penegakan Hukum atas Dugaan Korupsi Pejabat-pejabat Tinggi Negara”.
Narasumber lain, hadir Waketum Gerindra Ferry Juliantono, Ahmad Yani, Budayawan Betawi Ridwan Saidi dan Pimpinan PA 212 Slamet Maarif serta peneliti LIPI Siti Zuhro.
Acara diskusi itu awalnya akan digelar di ruang GBHN, Gedung DPR/MPR. Namun, setelah para narasumber berkumpul, pihak Sekretariat Jenderal MPR tak memberikan ruangan GBHN MPR untuk dijadikan tempat diskusi dengan alasan karena ruangan ingin dipakai untuk rapat.
Diskusi itu akhirnya diselenggarakan darurat di lantai depan Gedung Nusantara V. Para peserta diskusi duduk lesehan, sedangkan para pembicara disediakan bangku-bangku. Tanpa perlengkapan sound system, acara diskusi pun dimulai.
Koordinator diskusi hari ini, Marwan Batubara menjelaskan kronologi peminjaman ruangan GBHN hingga batal digunakan. Marwan menilai ada kezaliman yang disengaja. Dia juga menyebut ada pihak Istana di balik peristiwa ini.
“Ini kami melihat ada hal yang tidak wajar. Saya dihubungi kemarin sore berarti kan tahu ini mau digunakan. Ya kalau mau memakai pun ada ruangan lain yang bisa dipakai. Kenapa harus ruangan yang sudah dikonfirmasi mau dipakai oleh kita,” kata Marwan di lokasi, Senin (29/10/2018), seperti ditulis galamedia.com.
“Nah, disini ada kezaliman. Ya mungkin Setjen, Biro tidak berdaya. Kita ngertilah posisinya. Artinya ada yang lebih tinggi. Siapa ya, kita tidak tahu. Orang-orang di Istana mungkin ada menteri ada menko. Ya tapi kita ingatkan Anda jangan zalim. Ada Allah saksinya. Kezaliman ini jangan pernah dilanjutkan lagi,” tutupnya Marwan.
Acara diskusi saat ini masih berlanjut. Para peserta diskusi pun semakin ramai. Tak jarang para peserta diskusi meneriakan takbir memprotes atas perlakuan Setjen MPR karena tidak diberikan akses untuk berdiskusi di tempat yang layak.***
Editor: denkur