Home / Ads / RAGAM

Anda Ingin Tahu Sejarah Masker? Simak Berita Ini

Rabu, 4 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Jepang menggunakan maskes (Foto : Ilustrasi Fun!Japan)**

Warga Jepang menggunakan maskes (Foto : Ilustrasi Fun!Japan)**

Virus Corona pertama kali mewabah di Kota Wuhan China. Kini berdasarkan catatan WHO, virus dengan nama Covid-19 sudah menyerang di 87 negara.


DARA| JAKARTA- Masifnya serangan virus tersebut membuat orang-orang pun mulai sibuk melindungi diri agar tidak terjangkit. Salah satunya dengan menggunakan masker mulut. Dampaknya, hampir di setiap negara keberadaan masker menjadi barang yang banyak dicari.

Tapi tahukah Anda, bagi warga Jepang memakai masker mulut sudah menjadi budaya.

Dikutip dari Fun!Japan, masker pertama di Jepang terbuat dari jaring logam yang ditutupi kain. Mereka hanya menjaga mulut orang-orang dari debu.

Masker tidak benar-benar bertahan sampai tahun 1918, saat Influenza Spanyol mengancam kesehatan dan keselamatan seluruh bangsa. Tiba-tiba semua orang mau memakai masker untuk melindungi diri dari penyakit.

Setiap kali penyakit baru muncul di Jepang, masker jadi populer lagi.
Akhirnya, pada tahun 1950-an, produsen masker mengembangkan masker kasa khusus kain yang sangat mirip dengan masker saat ini.

Sejak saat itu, Jepang sudah mulai punya hubungan asmara dengan masker

Budaya gunakan masker
Kalau pernah berkunjung ke Jepang, mungkin kamu pernah lihat orang-orang di jalan memakai masker bedah berwarna putih. Di negara-negara seperti Amerika, masker bedah hanya dipakai oleh orang-orang yang punya penyakit serius. Jadi, ini adalah pemandangan yang mencolok bagi beberapa turis..

Tapi di Jepang, memakai masker bukanlah masalah besar. Nyatanya, ini adalah bagian yang sangat alami dari kehidupan sehari-hari mereka dan sesuatu yang dipakai kebanyakan orang beberapa kali dalam setahun.

Menurut Japan Hygiene Products Association, Jepang mengonsumsi rata-rata 2 milyar masker per tahunnya! Dengan populasi 127 juta, berarti lebih dari 15 masker per orang!

Dalam artikel ini, kamu akan belajar bagaimana awalnya orang Jepang mulai memakai masker dan mengapa masker jadi umum dipakai. Kamu juga akan belajar saat di mana memakai masker bisa dianggap tidak sopan dan bagaimana menghindari menyinggung orang lain saat memakainya

Sejak awal, masker telah digunakan untuk menjaga mulut dari hal-hal buruk seperti serbuk bunga, debu dan kuman.

Ini juga dipakai oleh orang-orang yang pilek dan punya penyakit menular lainnya, agar mencegah penyakit itu menyebar ke orang lain.

Beberapa anak perempuan memakai masker saat harus keluar rumah tanpa riasan. Laki-laki dan perempuan sama-sama memakai masker untuk menutupi ruam atau jerawat yang tidak diinginkan di wajah.

Dan akhirnya, beberapa orang hanya mau bersembunyi. Beberapa orang sudah jadi korban dari yang disebut sebagai “ketergantungan masker”: orang-orang ini memakai masker setiap hari karena itu membuat mereka merasa aman dan tersembunyi dari mata orang lain.

Sekarang ini, kamu bisa menemukan masker dalam berbagai bentuk, warna dan ukuran. Masker untuk wajah besar atau kecil, masker 3D yang mencolok dan banyak lagi tersedia di drugstore dan mini market seluruh Jepang.

Beberapa teknologi baru masker yang tersedia saat ini meliputi: masker yang membunuh kuman dengan teknologi ion perak, masker yang menonaktifkan virus dengan titanium dioksida, masker yang melembabkan mulut dan wajah saat tidur, dan masker dengan pola desainer atau masker matte hitam untuk tampil trendi.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Benny, Pecinta Burung Hantu Terpilih Sebagai Dewan Pengawas KPK
Kolaborasi Wondeful Indonesia Aeostreet Catatkan Rekor MURI
Korban Letusan Gunung Lewotobi, Nobar Laga Indonesia – Jepang di Pengungsian
FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI
Konser Dua Lipa Dibatalkan, Kemenpar Dorong Promotor Musik Optimalkan Persiapan Keamanan
DPD RI Apresiasi “Pahlawan Seni Budaya” Tim Muhibah Angklung
Swiss-Belinn Kemayoran Sambut Tahun Baru 2025 dengan The Colorful Party
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 17:51 WIB

Benny, Pecinta Burung Hantu Terpilih Sebagai Dewan Pengawas KPK

Senin, 18 November 2024 - 09:06 WIB

Kolaborasi Wondeful Indonesia Aeostreet Catatkan Rekor MURI

Sabtu, 16 November 2024 - 08:56 WIB

Korban Letusan Gunung Lewotobi, Nobar Laga Indonesia – Jepang di Pengungsian

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Rabu, 13 November 2024 - 09:34 WIB

Kala Menteri Kebudayaan Fadli Zon Mampir di Kantor PWI

Berita Terbaru