“Namun karena berbagai pertimbangan, salah satunya pelaksanaan protokol kesehatan kaitan dengan pencegahan Covid-19, maka tidak semua guru PAUD di Garut bisa menjadi peserta,” ujarnya.
DARA| GARUT- Kebijakan terkait pelaksanaan pendidikan sering berubah-ubah pada maasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Oleh karenanya, setiap pendidik atau guru dituntut untuk bisa meningkatkan komptensi serta tata kelola sebagai pendidik.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah pada acara Sosialisasi Kebijakan Pembinaan Pendidik PAUD di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kabupaten Garut, Selasa (3/11/2020).
Acara ini diselenggarakan Komisi X DPR RI dengan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan peserta para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Kabupaten Garut.
Menurut Ferdi, kegiatan ini merupakan program rutin dari Kemendikbud dengan Komisi X DPR RI dalam rangka pembinaan kepada pendidik dan kebetulan saat ini sasarannya para pendidik PAUD.
“Namun karena berbagai pertimbangan, salah satunya pelaksanaan protokol kesehatan kaitan dengan pencegahan Covid-19, maka tidak semua guru PAUD di Garut bisa menjadi peserta,” ujarnya.
Ferdi pun berharap, dengan kegiatan ini para pendidik PAUD bisa lebih meningkatkan komptensi serta tata kelola pendidikan. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini dimana kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang sering berubah dan lebih diutamakan memanfaatkan teknologi sehingga para pendidik harus bisa meningkatkan komptensinya.
Selain itu, lanjut Ferdi, dengan memahami teknologi, para pendidik PAUD juga bisa mengetahui ketika ada perubahan kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan serta bisa melaksanakannya dengan baik.
“Dengan demikian, di tengah masaa pandemi Covid-19 ini, pelaksaanaan pendidikan bagi siswa PAUD bisa terus berjalan,” ucapnya.
Diungkapkan Ferdi, pihaknya juga ingin mengamanatkan kepada para pendidik PAUD di Garut agar jangan sampai berhenti mengajar meskipun di tengah berbagai kendala yang ada, termasuk pandemi Covid-19. Namun tentunya, pelaksanaan pembelajaran harus tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana telah ditentukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Ferdi juga menegaskan, yang tak kalah pentingnya dari kegiatan ini yakni mengajak para guru untuk bisa menyampaikan apa yang mereka dapatkan dari kegiatan ini, termasuk penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut dikarenkan dalam kegiatan ini tidak semua guru PAUD yang ada di 42 kecamatan di Kabupaten Garut bisa diundang, mengingat harus adanya pembatasan jumlah peserta sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kita memang tidak bisa mengundang semua guru PAUD dalam kegiatan ini karena kita juga tak mau melanggar aturan protokol kesehatan dimana kita harus bisa menjaga jarak antar peserta yang satu dengan yang lainnya. Dari 42 kecamatan yang ada di Garut, kita hanya bisa mengundang guru PAUD dari 19 kecamatan,” katanya.
Ferdi menyebutkan, terkait kesejahteraan para guru PAUD yang hingga saat ini masih sering dipermasalahkan, pihaknya pun mengaku selalu memikirkan hal itu. Makanya selama ini pihaknya terus mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para guru, termasuk guru PAUD.
“Paling tidak untuk menunjang operasional para guru atau untuk penambahan ongkos perjalanan mereka,” ucapnya.
Ferdi menambahkan, kegiatan ini dilaksankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap peserta diwajibkan terlebih dahulu menjalani rapid test. Jika kemudian hasil rapid test-nya menyatakan reaktif, maka yang bersangkutan tidak diperbolehkan memasuki ruangan dan mengikuti kegiatan tapi petugas akan meminta mereka untuk menjalani swab test.
Selain itu, ujarnya, setiap peserta juga diwajibkan untuk menggunakan masker, dan jika ada yang tak membawa masker, maka panitia pun langsung memberikannya. Bukan hanya itu, setiap peserta juga harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh serta mencuci tangan dengan hand sanitizer yang juga telah disiapkan pihak panitia.
“Penerapan protokol kesehatan yang ketat ini harus kita laksanakan untuk mencegah atau memutus rantai penyebaran Covid-19. Kami tak mau kalau kegiatan ini malah menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19 di Garut,” katanya.
Sementara itu, Direktur Guru Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (GTK PAUD) Kemendikbud, Santi Ambarukmi, menuturkan, bahwa para tenaga pendidik termasuk pendidik PAUD perlu terus diberikan pengetahuan baru.
Apalagi di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dimana pembelajaran lebih diutamakan dilakukan dengan menggunakan teknologi.
Santi juga menilai, peningkatan kompetnsi guru PAUD sangat penting. Hal ini dikarenakan karakter seseorang itu dibangun sejak mereka berusia dini dan juga otak manusia itu 50 persen sampai dengan 80 persen berkembangnya pada saat usia usia dini sampai dengan 8 tahun.
Sehingga, menurut Santi, memang harus betul-betul memberikan pendidikan yang sangat baik kepada anak-anak PAUD, karena ini akan menentukan perkembangan anaknya di kemudian hari, ketika masuk ke jenjang sekolah dasar.
“Kepada pendidik-pendik itu kita terus memberikan pemahaman yang betul bahwa jangan sampai salah mendidik anak PAUD, karena itu menjadi fondasi dia untuk kesuksesan di masa depan,” katanya.
Editor : Maji