Curah hujan cukup tinggi. Berpotensi banjir disejumlah titik akibat pendangkalan saluran air dan tumpukan sampah. Rapat kordinasi pun digelar bupati guna mengantisipasi bencana itu terjadi.
DARA – Rapat evaluasi kinerja pemerintahan Kabupaten Cirebon tahun 2020 kemarin di pendopo, salah satunya membahas persoalan bencana alam yaitu persoalan langganan banjir di beberapat titik Kabupaten Cirebon.
Mengantisipasi terjadinya banjir di beberapa lokasi Kabupaten Cirebon, baik wilayah barat, utara, timur hingga tenggah, Bupati Cirebon akan segera melakulan koordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS-CC).
Menurut Bupati, Cirebon H.Imron Rosyadi, akan membawa Dinas PUPR Kabupaten Cirebon untuk mengsingkronkan prioritas penanganan banjir yang disebabkan pendangkalan saluran dan kerusakan tanggul saluran air dari saluran anak sungai Cimanuk-Cisanggarung.
Alasanya, dalam persoalan banjir Pemerintah Kabupaten Cirebon harus berkoordinasi dengan pihak BBWS CC, pasalnya wilayah Kabupaten Cirebon secara grafis dikepung oleh Sungai Cimanuk di wilayah barat, sedangkan di wilayah timur di kepung sungai Cisanggarung.
Menurut bupati, sebenarnya tidak bayak perimintaan kepada BBWS, hanya saja menyatukan program BBWS CC dengan program Dinas PUPR Kabupaten Cirebon dalam menangani pendangkalan saluran air yang harus segera dilakukan normalisasi agar tidak terjadi banjir di wilayah Kabupaten Cirebon.
Plt Kepala Dinas PUPR Iwan Rizky yang didampingi Jamal Kabid Sumber Daya Air, menjelaskan pihaknya sudah melakulan pemantauan dilapangan saat terjadi hujan, wilayah mana saja yang dianggapa rawan banjir.
Selain itu, telah melakukan upaya di beberapa saluran untuk melakukan normalisasi, menguras sampah dibeberapa titik pintu air dan membuat sodetan baru.
“Seperti kasus banjir di terowongan kereta api jalan Sindanglaut, kami sudah melakulan normalisasi saluran dan bikin sodetan baru, untuk mengirai air genangan agar cepat surut,” ujar Iwan.
Kasus banjir di Desa Japura Bakti, setelah ditelisuri penyebabnya Sungai Singaraja meluap, yang perlu diketahui bahwa Sungai Singaraja ini merupakan anak Sungai Cimanis.
Sungai Singaraja ini juga sebagai aliran sungai atau pembuang lainnya yaitu pembuang Singaratu, pembuang Agung dan pembuang Ciputih, sehingga tidak kuat menampung tiga aliran sungai pembuang, belum lagi pemasukan dari Sungai Cimanis.
Disamping itu, kata Iwan, juga banyaknya sampah yang tersangkut digorong-gorong jembatan serta sedimentasi yang cukup tinggi, langkah yang harus dilakukan berupa mengurai aliran air agar tidak seluruhnya masuk ke Sungai Singaraja yaitu berupa menormalisasi pembuang Ketapang dan membuat sodetan supaya air dari pembuang anak Sungai Agung terurai dan langsung masuk ke Sungai Cimanis guna mengurangi beban Sungai Singaraja.
Lebih lanjutnya menurut Iwan, untuk mengurangi beban dari Pembuang Ciputih perlu dilakukan normalisasi pembuang Paluh agar air bisa langsung dialirkan ke laut. Adapun langkah yang sudah dilakukan Bidang SDA yaitu berupa pengangkatan sampah yang terjebak di gorong-gorong jembatan Desa Japura Bakti dan Desa Leuwidinding.
“Kedepan, Dinas PUPR Kabupaten Cirebon akan prioritaskan normalisasi saluran air dan perbaikan jalan,” ujar Iwan.***
Editor: denkur