DARA | CIANJUR – Asosiasi Pedagang Daging Domba Ayam dan Sapi (APDDAS) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memprediksi terjadi kelangkaan daging ayam pada Idul Adha 1440 Hijriah. Kondisi itu, akibat sejumlah peternak saat ini jarang melakukan penggemukan.
“Bulan-bulan ini tidak ada peternak (ayam) yang melakukan penggemukan anakan (day old chicken/DOC). Kondisi ini pasti berdampak pada mahalnya harga di pasaran,” kata APDDAS Kabupaten Cianjur, Yayuk Sri Rahayu, kepada wartawan, Kamis (4/7/2019).
Yayuk mengatakan APDDAS sudah mendorong Pemkab Cianjur maupun Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan mengantisipasi potensi terjadinya kelangkaan daging ayam saat Idul Adha. Penanganan upaya antisipasi lonjakan harga daging ayam itu perlu dilakukan secara sinergis lintas sektoral.
“Kita sudah komunikasikan dengan pemkab setempat terkait prediksi terjadinya kelangkaan daging ayam pada Idul Adha, nanti,” ujarnya.
Sementara itu, saat ini harga daging ayam terpantau relatif masih normal. Kondisinya tidak seperti di beberapa daerah di Jawa Tengah yang sekarang harganya turun drastis akibat kelebihan pasokan.
“Kalau di Cianjur harga masih normal. Bahkan cenderung turun usai Lebaran. Di tingkat peternak harganya masih berada di kisaran Rp18.500 hingga Rp19.500 per kilogram. Kalau eceran rata-rata di kisaran Rp30 ribu,” katanya.
Yayuk menuturkan, naik-turunnya harga daging ayam itu lebih banyak dipicu harga DOC, pakan, dan kondisi cuaca. Seperti saat ini, kondisi cuaca terbilang normal, ia memastikan perkembangbiakan ayam relatif bagus.
“Kondisinya beda kalau sedang musim hujan. Banyak ayam yang sakit sehingga berdampak terhadap kualitas,” ujarnya.
Kebutuhan daging ayam di Kabupaten Cianjur cukup banyak. Ia mencontohkan di Pasar Cipanas kebutuhan daging ayam per hari bisa mencapai 12 ton. Kebutuhan daging ayam tidak sebanding dengan produksi yang dihasilkan para peternak.
Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan, daging ayam di Kabupaten Cianjur dipasok juga dari daerah lain. Menurut dia, jumlah peternak ayam di daerah ini tidak terlalu banyak, di bawah seratos peternak.
Produksi ayam yang dihasilkan dari para peternak belum bisa memenuhi kebutuhan. “Makanya hingga saat ini masih dipasok juga dari daerah lain, seperti Tasikmalaya, Bandung, dan sejumlah daerah di Jawa,” katanya.
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan