DARA | CIANJUR – AR (21) terduga teroris asal Desa Cisujen Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang diamankan di Bekasi, sering berdebat soal demokrasi dan jihad dengan ayah serta teman-temannya.
Rosid (45) ayah dari AR, mengaku, sempat berdebat dengan anaknya saat libur Idul Adha pada Agustus lalu, saat anaknya itu pulang. AR berlibur selama lima hari di kampung halamannya.
“Sempat sedang ngobrol dia bahas-bahas soal jihad dan kaitan demokrasi pemerintahan. Jadinya sama saya juga debat masalah itu,” kata Rosid, kepada wartawan, melalui sambungan telepon, Senin (23/9/2109).
Rosid sering mengingatkan dan memberikan pemahaman kepada anaknya itu, bahwa jihad tidak harus berperang. Untuk seorang anak dengan membaktikan diri pada orang tua dan melawan hawa nafsu pun sudah bentuk jihad.
Bahkan, Rosid juga mengatakan pada anaknya, pemerintah akan terus berusaha bekerja melakukan pembangunan demi rakyatnya. Sayangnya, ucapan dari Rosid malah diabaikan oleh AR yang memilih untuk diam dan tetap dengan pemikirannya.
“Iya, dia malah tidak mendengarkan ketika saya kasih tahu. Padahal awalnya berdebat soal jihad itu,” ujarnya.
Rosid menjelaskan, secara sikap dan perilaku terhadap orang tua tidak ada yang berubah dari AR. Bahkan anaknya, sering mengirimkan uang jika memiliki penghasilan lebih.
Namun sejak dua tahun lalu, setelah bekerja di Bandung, pemikiran dari AR mulai menunjukan perubahan. “Kalau sama orang tua tetap baik. Ibadah juga rajin. Tapi kadang kalau ngobrol kembali lagi bahas masalah jihad terus membahas kelompoknya, dengan berdasarkan pada Al Qur’an,” kata dia.
Rosid mengaku tidak menyangka anak sulungnya yang baru menikah sebulan lalu dengan S (19) diamankan Densus 88 karena diduga terlibat dengan kelompok teroris. Dia menduga, pemikiran dan masuknya AR dalam kelompok teroris diawali dengan pergaulannya di Bandung.
Sejak lulus SMP anaknya pergi ke Bandung untuk bekerja bersama beberapa orang temannya. Sejak lulus SMP pergi ke Bandung, lanjut dia, sementara di Bekasi baru empat bulan.
Mungkin pergaulannya di Bandung yang membuat dia punya pemikiran seperti itu dan masuk dalam kelompok tersebut. “Saya hanya minta, kalau memang terbukti terlibat proses secara baik dan bina anak saya supaya kembali ke jalan yang benar,” ujarnya.
Di sisi lain, Anggi Sugiri (20) teman AR, mengaku, beberapa tahun lalu AR sempat berdebat dengan teman-temannya dalam sebuah postingan di media sosial Facebook. Postingan tersebut berisikan tentang gerakan dan tindakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Beberapa orang teman AR, lanjut dia, mengomentari pernyataan dalam postingan tersebut, yang dilakukan ISIS itu salah. Dari situ Anggi, juga curiga, karena AR berubah, membenarkan tindakan ISIS di postingannya.
Hal itu, lanjutnya pula, sempat menjadi perddebatan panjang di kolom komentarnya. Sejak itu, Anggi tidak pernah komunikasi lagi dengan AR, termasuk teman-temannya yang lain.
“Tahu-tahu di pemberitaan menyebutkan AR diamankan Densus. Padahal anaknya dulu baik. Saya juga kan sempat satu sekolah dengan dia waktu SMP,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan