Baru Dua Hari Santap MBG Nasi dan Lauk, Puluhan Siswa SMKN I Cisarua Keracunan
Korba Yang Parah Dirujuk ke Rumah Sakit Terdekat
DARA | Sebanyak 88 siswa SMK Negeri 1 Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga mengalami keracunan pasca menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang mereka terima, Selasa (14/10/2025).
Mereka mengalami gejala pusing, sakit perut, mual dan muntah tepat sehari setelah menyantap menu makanan yang berisikan nasi putih, ayam lada hitam, tumis wortel dan sepotong buah melon.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN I Cisarua, Zainul Arifin mengatakan, selama 8 bulan anak didiknya menikmati sajian MBG, tidak ada masalah.
Belakangan ini, menu yang dibagikan kepada anak berupa keringan. Baru dua hari para siswa kembali menikmati sajian nasi beserta lauk pauknya.
"Biasanya menunya berbeda, tapi kemarin dua hari berturut-turut menunya ayam. Anak-anak (siswa) yang terkena (gejala keracunan), pertama hanya satu dua orang, waktu kemarin sore. Pas malam, ada dua orang dilarikan ke RSUD Lembang," ujarnya saat ditemui di Posko SMPN I Cisarua, Rabu (15/10/2025).
Pelayanan penanganan media pasien dari SMKN I Cisarua tersebut, bersamaan dengan puluhan pasien lainnya siswa SMPN I Cisarua.
Ternyata pagi-pagi, pasien dari SMKN I Cisarua bertambah. Saat mereka tiba di sekolah mengeluhkan kondisi fisiknya yang mulai limbung.
Pihak sekolah cepat tanggap dengan melarikan mereka ke Posko SMPN Cisarua untuk mendapat penanganan medis.
Bagi yang kondisinya cukup parah, akhirnya dirujuk ke rumah sakit terdekat. "Sampai jam 12.00 WIB, jumlahnya menjadi 74 orang. Kemudian, malam-malamnya (Rabu, 15/10/2025) berdatangan (ke Posko) lagi, jumlahnya totalnya dengan yang kemarin jadi 88 orang , " papar Zainul.
Ia juga mengatakan jika jumlah penerima manfaat dari program MBG total totalnya 1.303 Siswa. Berhubung sebagian siswanya tengah menjalani PKL, maka MBG yang diterimanya hanya 1.154 porsi.
" Semuanya terbagikan, alhamdulillah pada awalnya tidak ada masalah. Namun kemudian anak-anak mengeluh pusing, perutnya sakit, mual dan muntah, ya kita akhirnya melarikan mereka ke Posko," ujarnya lagi.
Untuk memastikan para siswanya baik-baik saja, pihak sekolah pada awalnya tidak melibatkan mereka. Hal itu, sebagai upaya agar mereka terpantau kondisi kesehatannya.
"Kalau mereka libur, kita tidak akan tahu kondisi mereka. Makanya tadi tidak kita liburkan. Tapi kalau untuk besok sesuai imbauan dari KCD (Dinas Pendidikan Jabar), diliburkan sampah Hari Jum'at," ungkapnya.***
Editor: denkur
