Logo
Internasional

Gen Z Lahirkan Pemimpin Baru di Nepal, Sushila Karki Jadi Perdana Menteri Interim

Dipilih Lewat Platform Digital Discord

Gen Z Lahirkan Pemimpin Baru di Nepal, Sushila Karki Jadi Perdana Menteri Interim
Sushila Karki (73) jadi Perdana Menteri Interim Nepal.(Foto: Ist)

Karki dipercaya mengisi kursi pemerintahan sementara usai tumbangnya kabinet KP Sharma Oli akibat kasus korupsi dan nepotisme.


DARA| Gelombang protes besar-besaran yang digerakkan anak muda atau Gen Z menuai lahirnya pemimpin baru di negeri Nepal.Tak tanggung-tanggung, pemilihan perdana menteri interim dilakukan lewat platform digital Discord.

Hasilnya, Sushila Karki (73) yang pernah menjabat Ketua Mahkamah Agung, terpilih memimpin negeri Himalaya itu. Ia sekaligus menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Nepal.

Karki dipercaya mengisi kursi pemerintahan sementara usai tumbangnya kabinet KP Sharma Oli akibat kasus korupsi dan nepotisme yang memicu unjuk rasa berdarah.

Kursi perdana menteri definitif baru akan ditentukan lewat pemilu pada 5 Maret 2026. Hingga saat itu, Karki akan memegang kendali penuh pemerintahan.

Pelantikan Karki dipandang sebagai simbol perlawanan rakyat, terutama generasi muda, terhadap praktik korupsi yang mengakar. Dukungan paling besar datang dari komunitas digital seperti “We Nepali Group” yang aktif menggalang suara lewat Discord.

Dalam satu forum akbar yang diikuti lebih dari 5.000 anggota, suara mayoritas mengarah pada Karki. Momentum ini memperlihatkan kuatnya aspirasi anak muda untuk membawa reformasi politik dan kebebasan digital.

Karki bukan nama asing di dunia hukum Nepal. Pada 2016, ia menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Mahkamah Agung. Sepanjang kariernya, Karki dikenal tegas menangani kasus-kasus besar, termasuk vonis penjara kepada Menteri Teknologi Informasi Jay Prakash Gupta pada 2012.

Putusan itu menjadi catatan penting, karena untuk pertama kalinya seorang menteri aktif dihukum karena korupsi.

Namun sikap kerasnya juga membuat Karki sering bersinggungan dengan pemerintah. Bahkan pada 2017, parlemen sempat melayangkan mosi pemakzulan lantaran ia dianggap terlalu campur tangan dalam urusan pengangkatan Kepala Polisi.

Perempuan kelahiran Biratnagar ini memulai kariernya sebagai advokat pada 1979. Ia sempat menimba ilmu di India, meraih gelar master ilmu politik dari Banaras Hindu University (BHU), Varanasi, pada 1975. Di sana, Karki aktif tidak hanya di kelas, tetapi juga dalam kegiatan budaya kampus.

“BHU memberi saya dasar akademik yang kuat dan banyak kesempatan belajar. Saya pernah ditawari mengajar sekaligus melanjutkan PhD, tapi mungkin jalan hidup saya memang menjadi hakim,” kenangnya, dikutip dari Himalayan Times.

Kini, Sushila Karki kembali mengukir sejarah. Dari ruang sidang hingga kursi perdana menteri, ia dipercaya publik untuk membawa Nepal ke arah perubahan.


Editor: Maji