“Sudah hampir sebulan ini kendaraan yang lewat sepi. Baru kali ini saya melihat dan mengalami jalan di sepanjang Nagreg ini sepi seperti sekarang. Sampai sebagian besar warung di Lingkar Nagreg banyak yang tutup,” kata Ai Nurjanah (55).
DARA | BANDUNG – Arus lalu lintas di jalur selatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga hari ini terpantau sepi. Bencana wabah virus corona menjadi penyebab sepinya arus lalu lintas baik dari arah barat maupun timur.
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas disepanjang jalur selatan Nagreg tepatnya di turunan Pos Tangan dan turunan Cikaledong, terpantau sepi. Tidak seperti biasanya banyak kendaraan darat berbagai jenis yang melintas, siang tadi hanya ada beberapa kendaraan yang melintas sesekali.
Kendaraan roda empat dan roda dua yang melintas terbilang sepi. Deretan warung dan pemukiman penduduk disepanjang Jalan Raya Bandung-Tasik di sekitaran Nagreg pun relatif sepi. Bahkan sebagian warung yang biasa menyediakan ramai berbagai makanan, minuman, dan oleh-oleh di sepanjang jalan Lingkar Nagreg sebagian besar tutup.
“Sudah hampir sebulan ini kendaraan yang lewat sepi. Baru kali ini saya melihat dan mengalami jalan di sepanjang Nagreg ini sepi seperti sekarang. Sampai sebagian besar warung di Lingkar Nagreg banyak yang tutup. Soalnya buka juga percuma kendaraan yang lewat juga jarang,” kata salah seorang pemilik warung di turunan Cikaledong, Ai Nurjanah (55) saat ditemui, Senin (13/4/2020).
Padahal biasanya, kata Ai, sepekan menjelang bulan Ramadan arus kendaraan cukup padat. Karena banyak warga yang mudik ke kampung halaman untuk munggahan. Namun sayangnya, wabah pandemi virus corona telah mengubah Jalan Raya Nagreg yang biasanya ramai hingga macet oleh kendaraan para pemudik, kini berubah menjadi jalanan sepi.
“Kalau biasaanya sepekan jelang bulan puasa seperti sekarang, jalanan ini selalu ramai. Kami juga para pedagang disepanjang jalan ini sangat diuntungkan dengan banyaknya pemudik yang melintas. Kalau sekarang mah sepi, makanya warung di sini banyak yang tutup,” ucapnya.***
Editor: denkur