DARA | RIAU – Akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), jarak pandang di Kota Pekanbaru Sabtu pagi ini memburuk, 1.500 meter atau 1,5 kilometer.
Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila mengatakan, asap karhutla berasal dari Kabupaten Pelalawan yang pada pagi ini terdeteksi ada 102 titik panas (hotspot). Diperkuat karena posisi Pelalawan ada di Selatan Pekanbaru, dan angin berhembus dari arah Tenggara ke Barat Daya.
Lalu, berdasarkan data pantauan satelit pada pukul 06.00 WIB seperti dirilis BMKG Stasiun Pekanbaru menunjukkan ada 584 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla tersebar di Sumatera. Data menunjukkan “lumbung” titik panas berlokasi di Provinsi Riau, yakni sebanyak 272 titik. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari kemarin.
“Iya, di Riau jumlahnya naik dari kemarin sore 112 titik, pagi ini jadi 272,” ujar Nia Fadhila seperti dilansir galamedinews.com, Sabtu (24/8/2019).
Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan juga terdeteksi banyak titik panas, masing-masing ada 128 dan 99 titik. “Asap dari provinsi tetangga ada peluang mencapai Riau tapi karena jaraknya jauh tidak begitu terasa, sedangkan di Riau sendiri banyak terdeteksi titik panas,” ujarnya.***
Editor; denkur