Hari Buruh Internasional selalu diperingati setiap tanggal 1 Mei. Ada sejarah panjang melatarbelakangi May Day tersebut.
DARA | Seperti diutarakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi, Drs Asep Japar, MM.
Melalui laman resmi Dinas PU Kabupaten Sukabumi, Asep Japar menjelaskan perjalanan sejarah berdirinya May Day tersebut, sebagaimana dikutip Senin (1/5/2023).
Ditulis Asjap, diketahui setiap 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia (May Day).
May Day mempunyai sejarah panjang di belakangnya.
Dilansir dari laman History, May Day tumbuh dari gerakan buruh abad ke-19.
Pada abad ke-19, pekerja di Amerika Serikat mengumumkan keluhan terkait pekerjaan. Ketika itu, pekerja diminta untuk bekerja selama belasan jam.
Sebagai upaya untuk mengakhiri kondisi yang dinilai tidak manusiawi ini, Federation of Organized Trades and Labour Unions (FOTLU), yang kemudian menjadi American Federation of Labour (AFL), mengadakan konvensi di Chicago pada 1884.
Pada tahun berikutnya, organisasi buruh terbesar di Amerika Serikat, Knights of Labour, mendukung FOTLU. Mereka pun mengerahkan buruh untuk mogok kerja serta demo.
Kemudian, pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja yang berasal dari 13.000 perusahaan di seluruh negeri turun ke jalan guna menuntut haknya. Aksi mogok pun terjadi, yang diikuti 100.000 buruh mogok kerja.
Aksi protes berlangsung secara damai, namun berubah pada 3 Mei 1886. Saat itu, aparat Kepolisian Chicago terlibat bentrok dengan buruh di McCormick Reaper Works.
Pada keesokan harinya, aksi demo kembali dilakukan di Haymarket Square guna memprotes para pekerja yang tewas serta terluka akibat insiden ini.
Setelah terjadi kerusuhan Haymarket serta persidangan yang mengejutkan dunia, koalisi partai sosialis serta buruh yang baru terbentuk di Eropa menyerukan dilakukannya demonstrasi sebagai penghormatan Haymarket Martyrs.
Momen bersejarah bagi buruh yang terjadi pada 1 Mei itu kemudian diterima oleh banyak pemerintahan di seluruh dunia. Hingga saat ini, May Day pada 1 Mei merupakan hari libur resmi di 66 negara.
Editor: denkur