Gerak cepat dilakukan Pemerintah Kota Bandung dengan mengisolasi sejumlah pegawainya yang positif terpapar Covid-19. Pemkot Bandung juga berkoordinasi dengan daerah asal para pegawai untuk melakukan penyelidikan epidemiologi.
DARA | BANDUNG – “Pegawai yang positif sudah mengisolasi diri. Jika tanpa gejala, maka mengisolasi mandiri di rumah. Sedangkan jika ditemukan gejala, maka diisolasi di rumah sakit,” ujar Koordinator Bidang Perencanaan, Data, Kajian, dan Analisa Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, Selasa (8/9/2020).
Menurutnya, sekitar 80 persen diantaranya termasuk orang tanpa gejala (OTG), sehingga tidak dirawat di rumah sakit.
Pernyataan Ahyani ini terkait dengan hasil tes sejak 27 Agustus 2020 lalu yang menyatakan sebanyak 117 pegawai positif Covid-19.
Tes tersebut digelar di sejumlah kecamatan di Kota Bandung. Tak hanya itu, Pemkot Bandung juga telah memilih para pegawai yang terkonfirmasi virus corona baru berdasarkan domisili para pegawai.
“Karena kita juga harus berkoordinasi dengan daerah asal pegawai tersebut. Setiap kasus harus dilacak, termasuk memeriksa semua yang pernah kontak erat dengan pegawai yang terkonfirmasi Covid19,” tuturnya.
Ahyani mengungkapkan, sejak Agustus lalu Pemkot Bandung memang menggelar tes usap massal guna mengetahui dan mencegah penyebaran Covid-19.
Rencananya tes ini akan dilaksanakan terhadap 62 perangkat daerah yang terdiri dari kecamatan dan organisasi perangkat daerah (OPD).
“Kantor pelayanan yang di dalamnya terdapat ASN dan non ASN yang positif Covid-19 akan ditutup sementara. Paling lama selama tiga hari untuk penyemprotan disinfektan,” jelasnya.
Ahyani mengungkapkan, saat ini Kota Bandung masih masuk zona oranye. Penemuan kasus positif di lingkungan Pemkot Bandung juga merupakan wujud komitmen mencari kasus Covid-19. Apalagi Kota Bandung memiliki kemampuan untuk pemeriksaan.
“Ini upaya memperlambat penyebaran di masyarakat. Kita tidak tahu mana yang positif dan yang tidak bergejala. Tes ini merupakan upaya kami menahan laju dan penyebaran di masyarakat,” ujarnya.
Ahyani meminta dukungan masyarakat dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan dengan sabun.
“Jika semua itu dilaksanakan dengan taat, maka potensi penyebaran akan berkurang,” ujar Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bandung ini.***
Editor: denkur