Salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat di musim kemarau panjang seperti saat ini adalah krisis air.
DARA | Hal itupun yang mendasari Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat Arsan Latif meminta para pengusaha yang ada di wilayahnya untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Hari ini, saya mengundang para pengusaha untuk memberikan ajakan agar membantu masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan air,” ujar Arsan, usai berdiskusi dengan para pengusaha di Gedung Sudirman Pusdiklatpassus Batujajar, Rabu (4/10/2023).
Ada titik air di lingkungan Pusdiklatpassus yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Debit dari air tersebut, bisa mencapai 5 liter/ detik sehingga bisa memenuhi kebutuhan warga sekitar dan lainnya.
Hanya air tersebut harus dikelola terlebih dahulu dengan peralatan mesin dan fasilitas lainnya yang memadai.
Jika mengandalkan anggaran Pemkab Bandung Barat, untuk membeli peralatan mesin dan fasilitas lainnya tidak bisa secepatnya dilaksanakan. Lantaran anggaran yang bersumber dari Pemda harus berproses dan memiliki keterbatasan.
Oleh karena itu, Arsan mengetuk hati para pengusaha di wilayah Bandung Barat agar membantu kebutuhan pembangunan penampungan air itu.
“Kita mengkoordinir dari pengusaha, ayo mau menyumbang apanya? Nanti sumbangannya akan kita catat menjadi barang milik daerah,” kata Arsan.
Bantuan dari pengusaha tersebut lanjut Arsan, secara aturan memang diperbolehkan. Hal itu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Pasal 47 Tahun 2019.
Bahwa hibah, termasuk sumbangan dari pihak ketiga yang tidak bersifat mengikat, tidak menyebabkan ekonomi yang tinggi.
Sementara, konsep pengelolaan air bersih dari sumber mata air tersebut direncanakan dua penampungan. Torn kesatu, dipersiapkan untuk minum dan yang satunya lagi untuk aktivitas mencuci.
“Jadi yang torn kesatu airnya akan kita olah jadi air minum. Masyarakat bisa langsung meminum air dari situ,” ujarnya.
Namun pemanfaatan air dari sumber yang ada di lahan Pusdiklatpassus tersebut, merupakan program jangka panjang. Program yang cukup mendesak adalah kebutuhan air untuk aktivitas keseharian masyarakat.
Sementara, Kasiter Pusdiklatpassus Kapt Infantri Muyanto, menyebutkan jika di lahan Pusdiklatpassus terdapat un 3 sumur utama yang biasa digunakan untuk mengairi sawah di sekitarnya.
Jika ingin dimanfaatkan untuk kepentingan warga harus diolah lagi dengan menggunakan alat water treatment.
Selama inipun, untuk kebutuhan kegiatan tertentu seperti mandi dan cuci 3.000 personel komponen cadangan (komcad), bisa tercukupi.
“Pada intinya kami siap membantu. Mau pengolahan sumur yang ada di sini, atau alternatif 14 titik di tengah-tengah warga,” katanya.
Editor: denkur