Saksi mata ini mengatakan, puluhan tentara berjaga di depan bangunan tersebut. Sementara kendaraan militer terparkir di sekitarnya.
DARA| MYANMAR- Pemimpin rakyat sipil Myanmar sekaligus pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Aung San Suu Kyi ditangkap militer, bersama dengan para petinggi partai lainnya. Penangkapan ini memicu rumor akan adanya kudeta militer, setelah NLD memenangkan pemilu pada November lalu.
Menyusul insiden tersebut, saat ini tentara dikerahkan di luar Balai Kota di kota utama Myanmar, Yangon pada Senin. Demikian diungkapkan seorang saksi mata yang dihubungi melalui telepon, dilansir Reuters, Senin (1/2/2021).
Saksi mata ini mengatakan, puluhan tentara berjaga di depan bangunan tersebut. Sementara kendaraan militer terparkir di sekitarnya.
Pihak militer menuding pemilu November berlangsung curang. NLD menang telak setelah mereka menguasai pemerintahan lima tahun sebelumnya. Partai pendukung pemerintah meraih 396 kursi dari 476 kursi parlemen sementara partai sayap militer Partai Pembangunan dan Partai Solidaritas Serikat hanya mendapat 33 kursi.
Ribuan etnis minoritas di Myanmar dicabut hak pilihnya menjelang pemilu karena wilayah mereka tinggal masih diliputi konflik sehingga pemilu tidak memungkinkan dilaksanakan. Etnis minoritas Rohingya yang selama ini menjadi korban genosida militer Myanmar juga tidak bisa memilih di pemilu.
Penangkapan Suu Kyi dan para pejabat pemerintah ini terjadi hanya dua hari setelah Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang kemungkinan adanya provokasi. Guterres menyerukan para pihak untuk menahan diri untuk tidak memprovokasi dan menghormati hasil pemilu 8 November lalu.
Pekan lalu juru bicara militer membantah kemungkinan akan terjadi kudeta dan Jenderal Min Aung Hliang mengatakan Konstitusi bisa diabaikan jika hukum sudah dilanggar. Sejumlah kendaraan militer kemudian dikerahkan di jalanan dua kota utama Myanmar, membuat cemas warga kota dan memicu spekulasi akan adanya kudeta.
Namun Sabtu lalu pihak militer seolah balik kanan dengan mengeluarkan pernyataan yang menyebut sebagai organisasi militer mereka terikat pada hukum, termasuk Konstitusi.
Penangkapan Suu Kyi dan para pejabat pemerintah ini terjadi hanya beberapa jam sebelum parlemen memulai sidang setelah pemilu November.
Aroma kudeta sudah merebak di Myanmar dalam beberapa hari terakhir membuat para diplomat asing, termasuk Amerika Serikat pada Jumat lalu “mendesak militer dan semua pihak untuk menaati aturan demokrasi.”
“Kami menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau mengganggu proses transisi demokrasi di Myanmar,” kata pernyataan bersama para diplomat asing, seperti dikutip merdeka.com.
Pihak militer mengecam balik pernyataan para diplomat dengan merilis pernyataan agar “para diplomat tidak membuat asumsi tak berdasar atas situasi yang terjadi.”
Editor : Maji