Aura Magis Goong Renteng Embah Bandong Batukarut

Sabtu, 14 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto-foto: dara.co.ida

Foto-foto: dara.co.ida

DI Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung Jawa Barat, tepatnya di Jalan Lebakwangi Desa Batukarut terdapat Situs Bumi Alit Kabuyutan. Di tempat itu pernah disimpan Goong Renteng Embah Bandong.

Namun kini benda yang dianggap sakral dan beraura magis saat ditabuh itu tidak berada di sana, disimpan di salah satu perawatnya di Kampung Cijaringao masih di desa setempat. Yang masih tersimpan di Bimi Alit Kabuyutan tinggal beberapa benda pusaka seperti pedang, golok, keris, tombak, dan benda pusaka lainnya.

Namun,  dalam ritual ngaruat (mencuci pusaka dengan air kembang) benda pusaka pada setiap tanggal 21 Maulid, Goong Renteng Embah Bandong turut dimandikan  bersama benda pusaka lain yang ada di Bumi Alit Kabuyutan. Di sanalah Goong Renteng Embah Bandong ditabuh.

Sudah  tiga kali Goong Renteng Embah Bandong pindah tempat menyimpanya. Awalnya di Cilurung di rumah  sesepuh yang tahu ilmunya, lalu di Kampung Kabuyutan, dan sekarang di Cijaringao, sejak  tahun 2017.

Konon goong renteng ini tidak sembarangan ditabuh. Namun satu waktu ada festival budaya di desa Batukarut yang menampilkan Goong Embah  Bandong sebagai kesenian asli desa tersebut. Didapatlah jawabannya dari orang yang dianggap sesepuh.

Adalah Wawan Suherman. Pria 60 tahun ini sebagai penasehat lembaga Sasaka Waruga Pusaka yang merawat goong renteng dan pusaka lainnya di situs Bumi Alit Kabuyutan Lebakwangi Desa Batukarut. Goong Renteng Embah Bandong bisa ditabuh karena sudah ada widi (izin) dari para sesepuh.

Selain sudah mengantongi izin, juga yang ditabuh pada festival tersebut adalah goong renteng duplikat. Sedangkan yang aslinya hanya ditabuh setahun sekali dalam ritual ngaruat benda pusaka.

Laras sebagai pembeda
Goong renteng  merupakan  salah satu jenis gamelan khas masyarakat Sunda yang sudah  tua.  Setidaknya sudah ada sejak abad ke-16 dan terdapat di beberapa daerah Jawa Barat, di antarannya di Cileunyi dan Cikebo, Tanjungsari Sumedang, Lebakwangi Arjasari Kabupaten Bandung. Goong renteng juga  terdapata di Karaton Kanoman Cirebon,  di Cigugur Kuningan, Talaga Majalengka, Ciwaru Sumedang, Tambi Indramayu, Mayung, Suranenggala, serta Tegalan Cirebon.

Jadi goong  renteng itu tidak hanya ada di Batukarut. Hanya, yang membedakan goong renteng yang lain dengan Goong Renteng Embah Bandung Batukarut, yakni  dalam laras. “Kalau yang lain  larasnya pelog atau salendro, kalau Goong Renteng Embah Bendong itu. Kata  para ahli seni larasnya khusus  bandongan, tidak bisa untuk laras lain,” begitu kata Wawan dalam satu kesempatan. Alasan ini yang menyebabkan goong tersebut sebagai kesenian ciri khas Batukarut.

Tidak disebut kapan titimangsa ditemukannya, yang jelas Goong Renteng Embah Bandong ditemukan di daerah Tanjungwangi. Tempat tersebut, sekarang  dinamakan Lebakwangi Desa Batukarut oleh seorang bangsawan, setingkat bupati jika di masa sekarang, namanya Embah Dalem Panggung Jayadikusumah.

Masyarakat setempat  mengenalnya  dengan sebutan  Embah Dalem Andaya Sakti. Gamelan tersebut merupakan dua bonang, goong, kècrèk, beri, dan saron.

Ada yang  berpendapat, disebut gamelan renteng karena bonangnya direntetkeun  atau dirèntèngkeun istilah Sunda. Mungkin dulu itu  tidak seperti sekarang memakai ancak.

Goong renteng pada jaman Belanda  ditabuh dalam acara melantik Bupati Bandung atau acara resepsi lainnya. Ditabuh hingga subuh dengan lima jenis gemelan yang disebut tadi, sekarang-sekarang ditambah gendang.

Kelima waditra gamelan Embah Bandong mengandung filosofi, bahwa lima pancaindra manusia harus bersih.

Apa keistimewaan dan bagaimana bisa dipercaya ada aura magis dan sakralnya kalau yang ditabuh itu duplikatnnya? Malahan sekarang sudah dibuat tiga duplikat untuk dipakai latihan dan  menabuh dalam suatu acara.

Dari pengalaman nayaga atau para penabuhnya, dalam laras dan ritualnya sama, hanya auranya memang beda antara menabuh yang asli dengan duplikat. Apalagi yang asli berbahan perunggu, seperti goong. Suaranya lebih bergema sebab selain bahannya dari perunggu juga lebih tebal dan besar ukuranannya.

Salah satu alasan membuat duplikatnnya, untuk menjaga agar gamelan asli tidak rusak. Upaya melestarikan Goong Renteng Embah Bandong, kata Wawan, tidak sekadar memelihara dengan cara ngaruat dan menyimpan gamelan tersebut dengan teliti. Tapi harus ada generasi penerus  yang menabuhnya.

Pemuda harus dikenalkan pada Goong Rèntèng Embah Bandong dengan cara menabuhnya. Sedangkan cara menabuh itu  perlu latihan, tidak hanya setahun sekali, setidaknya seminggu sekali.

“Jadi kalau ada duplikatnnya goong renteng yang asli tetap terjaga,” ujarnya.

Gunung meletus
Menurut Wawan, jika sekadar merawat  bendanya, tidak dengan regenerasi penabuhnya, goong renteng bakal terancam punah. Contohnya di Cikondang juga ada goong renteng.

Tapi, hanya karena tidak penerus penabuhnya, akhirnya gamelan tersebut tercecer. “Sekarang sudah tidak ada, entah di mana,” terang Wawan saat itu.

Lagu-lagu yang dibawakan berupa intrumen Gonjing Batala, yang menggambarkan  daerah Bandung itu asalnya dari meletusnya  gunung yang sangat besar, yaitu Gunung Sunda Akibat letusan, jadilah danau Bandung purba yang kini susunan kalderanya  jadi permukiman kawasan Bandung.

Ada lagi lagu Gonggong yang artinya hutan belantara, menggambarkan sesudah kejadian genjlong atau meletusnya gunung jadi danau, terus danau tersebut surut  menjadi hutan dan  jadi permukiman sampai sekarang.

Pernah salah satu  lagunya dijadikan rumpaka dan dinyanyikan oleh ibu-ibu. Tapi tidak berlanjut sebab banyak hal serta pertimbangan.

Hal magis dari Goong Renteng Embah Bandong, konon pernah terjadi bunyi sendiri seperti ada yang menabuh. Hal itu di luar nalar. Yang jelas  perbedaan yang utama hanya aurannya. Kalau nadanya sama antara yang asli dengan duplikatnya. Itu diakui oleh beberapa tokoh.

Obyek penelitian mahasiswa
Goong renteng, dulu ditabuh pada acara pembukaan acara, tidak boleh didahului oleh yang lainnya. Setelah ditabuh sebagai pembukaan selanjutnya terselangi acara lainnya tidak masalah.

Goong Renteng Embah Bandong banyak yang meneliti, termasuk  salah satu mahasiswi orang Perancis. Dari  tahun 1963  salah satu mahasiswi orang Perancis meneliti budaya Sunda, termasuk goong renteng, sampai ia jadi  dosen di Perancis. Banyak mahasiswanya yang kemudian meneliti goong renteng.

Wawan menuturkan, yang jadi  daya tarik orang asing untuk meneliti Goong Renteng Embah Bandong  karena usianya sudah tua. Tapi masih utuh bisa ditabuh, juga  larasnya yang beda dari laras gamelan yang lain. Orang asing mengetahui dari pustaka hasil penelitian goong oleh orang asing yang dipublis di luar negeri. ***

Wartawan: Sopandi l Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Alhamdulillah, Aan Nurhayati Terpilih Jadi Ketua Kwarran Gerakan Pramuka Cikalongwetan
PT Jasa Sarana dan Baznas Jabar Gelar Program Makan Bergizi Gratis serta Edukasi Kebencanaan di MTs Al-Faqihiyah, Kabupaten Bandung
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 22 Februari 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 22 Februari 2025
Begini Ajakan Bupati Bandung Dadang Supriatna buat Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan
Hari Bahasa Ibu Internasional, Ketua IGI Kabupaten Bandung Ajak Semua Pihak Menguatkan Keanekaragaman Bahasa Menyongsong Indonesia Emas 2045
Syukuran Pilkada 2024 Sukses Tanpa Ekses Dinas PUTR Santuni Anak Yatim Yayasan Nurul Falaah Soreang
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Jumat 21 Februari 2025
Berita ini 21 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 22 Februari 2025 - 20:37 WIB

Alhamdulillah, Aan Nurhayati Terpilih Jadi Ketua Kwarran Gerakan Pramuka Cikalongwetan

Sabtu, 22 Februari 2025 - 10:00 WIB

PT Jasa Sarana dan Baznas Jabar Gelar Program Makan Bergizi Gratis serta Edukasi Kebencanaan di MTs Al-Faqihiyah, Kabupaten Bandung

Sabtu, 22 Februari 2025 - 06:58 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 22 Februari 2025

Sabtu, 22 Februari 2025 - 06:55 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 22 Februari 2025

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:27 WIB

Begini Ajakan Bupati Bandung Dadang Supriatna buat Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan

Berita Terbaru


PSSI akhirnya melepas posisi Indra Sjafri dari jabatan sebagai pelatih kepala Timnas U-20.(Foto: PSSI)

HEADLINE

Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:21 WIB

KPU Kabupaten Garut menggelar Refleksi Pilkada 2024 dengan ratusan awak media di Hotel Mercure, Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (22/2/2/25)(Foto: Ist)

JABAR

KPU Garut Gelar Refleksi Pilkada 2024 Bersama Awak Media

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:10 WIB