Berawal dari hobi balapan liar di kampung halamannya, Klungkung, I Putu Adi Kartika Putra yang akrab disapa Adi Tom atau Tom kini benar-benar menjadi pebalap motor sungguhan.
DARA | Perjalanan hidup jadi pebalap bagi anggota Ditpolair Polda Bali berpangkat Bripda tersebut menarik dan unik.
Adi Tom mengatakan, sejak SMA sekitar tahun 2009, bahkan SMP kelas III, memang suka balapan liar.
Saking seringnya berulah di jalan hingga membuat polisi geram. Ia akhirnya diamankan dan diceramahi, namun malah menantang polisi untuk balapan, sehingga ia sempat dipukul.
”Saya mengaku salah karena saya menantang polisi,” kata Adi Tom, ayah dua putra tersebut saat berada di Polda Bali, didampingi Karo Rena Polda Bali, Kombes Pol. Daniel Widya Mucharam, sekaligus manajernya.
Lantaran dimarahi dan dipukul, Adi Tom akhirnya jengah juga. Mulai saat itulah ia bercita-cita jadi anggota Polri, seperti polisi yang menangkap dan menceramahinya.
Kejadian tak mengenakkan saat ia masih muda makin mendorongnya ingin jadi Polisi, yakni saat sang ayah didatangi dan diancam orang mabuk dengan parang di kampungnya di Br Tagtag, Sampalan Klod.
Tujuannya jadi polisi tentu untuk mengamankan keluarga dan lingkungan. Belum lagi adiknya ditabrak orang hingga meninggal dunia.
Awalnya Adi Tom sama sekali tak paham yang namanya bidang Polairud atau kesatuan lain. Namun yang terpenting baginya berbaju coklat.
Masih dalam perjalanan masa mudanya, Adi Tom berupaya keras untuk membeli pakaian balap bekas untuk menyalurkan hobi.
Ia kemudian latihan seadanya dengan niat yang keras di Terminal Klungkung, dengan pesan setop balapan liar dan setop narkoba bagi remaja di Bali.
Setamat SMAN 1 Klungkung, Adi Tom melamar jadi anggota Polri, dan diterima tahun 2012.
Debutnya tahun 2016, ia ikut balapan khusus motor Yamaha di Sirkuit Sentul, Bogor, Jabar.
Berikutnya tahun 2017, ia menyabet podium satu seri I dan II. Namun seri III, Adi Tom kurang beruntung akibat kendala ban motor.
Ada hal menarik lagi yang diungkap Adi Tom, yakni saat membeli pakaian balap seharga Rp15 juta, belum termasuk helm dan sepatu total Rp25 juta. Saking mahalnya harga pakaian tersebut, ia sampai meminjam kredit di bank.
Tak hanya itu, saat pertama kali balapan, Adi Tom mesti meminjam motor dari temannya.
Ada juga temannya yang memberi pinjam helm dan knalpot, saking senangnya melihat Adi Tom menyalurkan hobi.
Tahun 2017, ia masuk podium, sehingga menambah semangat Adi Tom fokus terjun di dunia balap, hingga ia membeli motor Yamaha R25.
Mengenai rencananya nanti, pria yang juga menekuni olahraga karate dan tinju tersebut, terjun kembali balapan di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB.
Kebetulan tahun 2023 saat pertama kali balapan di Sirkuit Mandalika, ia terjun tanpa persiapan atau latihan.
Syukur Adi Tom saat itu berhasil menduduki podium IV, karena di sana hanya menghendaki hingga podium V.
Menariknya, Adi Tom yang ikut balapan ketahanan selama dua jam pada seri Agustus dan November tahun 2023, menduduki podium V.
Sedangkan seri penutup tahun 2023, Adi Tom juga masuk podium. Untuk seri perdana tahun 2024, Adi Tom kembali beraksi di Sirkuit Mandalika, pada Agustus untuk di kelas 250 cc komunitas se-Indonesia.
”Mudah-mudahan diberi jalan dengan dukungan para komandan, tim dan teman-teman, sehingga menjadi contoh bagi anak-anak muda,” kata Adi Tom, Rabu (17/7/2024).
Berkat tekad dan perjuangannya pula, ia kini punya klub motor bernama Yamaha R25 Bali.
Klub tersebut fokus mengajak anak-anak muda Bali ke jalur positif bermain dan hobi motor.
Ia mengaku sekarang lebih beruntung karena di Bali sudah ada tempat latihan, yakni Sirkuit Drugrace di Bangli.
Terkait prestasi yang diraih, Adi Tom mengaku tahun 2013 naik podium IV dan IV. berikutnya tahun 2017 tiga kali naik podium juara I dan II di Sentul, Bogor, Jabar, serta naik podium tiga kali untuk kelas 250 cc komunitas di Sirkuit Mandalika.
Apakah olahraga balap tersebut tidak sampai mengganggu tugas-tugas menjadi anggota Ditpolair Polda Bali. Ditanya demikian, Adi Tom menyebut tidak sampai mengganggu karena ada izin dari komandannya, termasuk Kapolda Bali.
Sementara itu, Manajer Adi Tom, yakni Kombes Pol Daniel Widya Mucharam mengaku bangga karena anggota Polri yang menekuni olahraga balap cukup langka. Selain itu, jarang ada orang di Bali yang mampu menjadi pebalap motor tingkat nasional.
”Di Bali yang menonjol adalah Adi Tom. Karena itu, sebagai rekan kerja dan pimpinan di Polda Bali, kami memberi support karena membanggakan,” kata Daniel.***(Muhammad Fadhli)
Editor: denkur